Bank DBS memprediksi suku bunga Bank Indonesia (BI) turun 25 basis poin (bps) pada akhir 2024 dengan syarat bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve atau The Fed, benar-benar menurunkan suku bunganya pada September atau November.
Ekonom Senior Bank DBS Radhika Rao menjelaskan jika The Fed merealisasikan penurunan suku bunganya yaitu 50 basis poin (bps). Maka bisa diprediksi Bank Indonesia menurunkan suku bunganya sebesar 25 bps.
“Lalu prediksinya The Fed diprediksi akan menurunkan lagi suku bunganya kembali pada 2025 sebanyak 50 bps,” kata Radhika kepada wartawan di Jakarta, Selasa (6/5). “Dengan total pengurangan suku bunga menjadi 100 bps.”
Jika skema penurunan ini dilaksanakan The Fed, maka Bank Indonesia memiliki potensi menurunkan lagi suku bunga 25 bps sehingga total penurunan suku bunga BI menjadi 50 bps.
Namun hal ini juga bergantung kepada kebijakan Bank Indonesia sendiri dengan melihat faktor-faktor internal atau pun eksternal.
Kementerian Keuangan atau Kemenkeu bahkan melihat peluang atau dampak positif dari ancaman resesi Amerika. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan ancaman resesi menjadi alasan kuat pemangkasan suku bunga The Fed.
“Nah, sekarang dengan data yang terbaru memang konsensusnya mengarah ke pemotongan suku bunga The Fed lebih banyak,” ujar Febrio saat ditemui di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Selasa (6/8).
Febrio menjelaskan jika kebijakan suku bunga AS turun, maka tekanan aliran modal asing keluar dari Indonesia alias capital outflow berkurang.
“Kalau kita lihat, sebelum kebijakan suku bunga turun pun, suku bunga 10 tahunnya US Treasury itu sudah turun cukup tajam sekitar 3,7% dan turunnya cukup tajam beberapa hari ini,” kata Febrio.