Rupiah Berpeluang Menguat Lagi Hari Ini, Bisa Sentuh 15.400-an per Dolar AS

Fauza Syahputra|Katadata
Petugas menunjukkan sejumlah uang pecahan dolar AS di Dewata Inter Money Changer, Jakarta, Jumat (14/6/2024).
Penulis: Rahayu Subekti
20/8/2024, 10.13 WIB

Sejumlah analis memproyeksikan rupiah berpeluang melanjutkan penguatan terhadap dolar AS hari ini, Selasa (20/8).

Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana bahkan memproyeksikan rupiah pada hari ini bisa mencapai sekitar 15.400-an per dolar AS setelah pada perdagangan kemarin ditutup pada level 15.550.

“Kemungkinan rupiah melanjutkan apresiasi antara 15.494 hingga 15.594 per dolar AS,” kata Fikri kepada Katadata.co.id, Selasa (20/8).

Dia menjelaskan, penguatan rupiah hari ini bisa terjadi karena adanya sentimen positif dari lelang surat utang negara atau SUN. Fikri menyebut lelang SUN dengan target indikatif Rp 20 triliun akan lebih ramai.

“Hal ini seiring dengan capital inflow yang juga diharapkan lebih tinggi di pasar primer SUN,” ujarnya.

Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.25 WIB, rupiah terus menguat ke level 15.470 per dolar AS. Hanya saja level tersebut menurun 80 poin atau sebesar 0,51%.

Sementara itu, pengamat komoditas dan pasar uang Lukman Leong juga memperkirakan rupiah akan mengalami penguatan hari ini. Lukman menuturkan, dolar AS masih melanjutkan pelemahan setelah data aktivitas ekonomi ke depan yang sangat lemah.

“Dolar AS juga masih dalam tekanan oleh antisipasi investor pada pidato Powell minggu ini yang diharapkan akan memberikan pernyataan dovish. Rupiah hari ini bisa berkisar antara 15.500 per dolar AS hingga 15.600,” kata Lukman.

Senada dengan dua analis tersebut, pengamat pasar uang Ariston Tjendra juga melihat penguatan rupiah terhadap dolar AS masih terbuka hari ini.

Hal itu karena memanfaatkan momentum pelemahan dolar AS dan membesarnya ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral AS. “Peluangnya 100% dipangkas di rapat The Fed pada September menurut CME FedWatch Tool,” ujar Ariston.

Ariston menambahkan, ekspektasi pemangkasan itu juga menaikan minat pasar terhadap aset berisiko. Hal itu turut juga mendukung penguatan rupiah yang juga aset berisiko.

Sementara itu, perkembangan politik dalam negeri dengan reshuffle kabinet juga menurut Ariston tidak mempengaruhi harga aset pasar keuangan Indonesia. Hal itu dikarenakan rombakan kabinet dilakukan hanya beberapa bulan saja.

“Potensi penguatan rupiah ke arah 15.500 per dolar AS dengan resisten ke arah 15.600 per dolar AS hari ini,” kata Ariston.

Reporter: Rahayu Subekti