Perjalanan Inflasi di Era Jokowi, Fluktuatif Namun Cenderung Menurun
Badan Pusat Statistik mencatat inflasi di era Presiden Joko Widodo berfluktuasi namun cenderung menurun. Jokowi berhasil menekan inflasi dari 8,36% di awal pemerintahannya pada 2014, menjadi 2,61% pada 2023.
“Inflasi masih berfluktuasi namun cenderung melandai. Setidaknya kita bisa melihat pada inflasi inti mengalami turun melandai,” kata Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Senin (2/9).
Presiden Joko Widodo resmi menjadi presiden pertama kali sejak 20 Oktober 2014 bersama wakilnya Jusuf Kalla. Pada 2014, inflasi tahunan mencapai 8,36%. Ini merupakan inflasi tertinggi selama era Jokowi.
Melanjutkan periode kedua, Presiden yang kerap disapa Jokowi itu kembali menjadi presiden bersama Ma’ruf Amin sejak 2019 dan akan berakhir pada 20 Oktober 2024. pada periode ini, inflasi tahunan tertinggi terjadi pada 2022 yang mencapai 5,51%.
Pada 2023, Jokowi berhasil menekan inflasi hingga mencapai 2,61%. Tingkat inflasi pada tahun berjalan atau selama Januari-Agustus 2024 tercatat mencapai 0,87 persen.
Berikut data inflasi setiap tahunnya yang dikutip dari laman resmi BPS:
Inflasi 2014 Turun
Tingkat inflasi tahun kalender Januari–Desember 2014 dan tingkat inflasi tahun ke tahun Desember 2014 terhadap bulan yang sama pada 2013, masing-masing sebesar 8,36%. Angka tersebut jika dibandingkan realisasi selama 2013 turun. Pada tahun kalender sepanjang 2013, inflasi tercatat 8,38%.
Inflasi 2015 Turun
Tingkat inflasi tahun kalender Januari–Desember 2015 dan tingkat inflasi tahun ke tahun pada Desember 2015 terhadap bulan yang sama pada 2014 masing-masing mencapai 3,35%. Angka tersebut jika dibandingkan realisasi inflasi pada 2014 mengalami penurunan signifikan.
Inflasi 2016 Turun
Tingkat inflasi tahun kalender Januari–Desember 2016 dan tingkat inflasi tahun ke tahun Desember 2016 terhadap bulan yang sama pada 2015, masing-masing mencapai 3,02%. Angka tersebut jika dibandingkan realisasi inflasi pada 2015 mengalami penurunan.
Inflasi 2017 Naik
Tingkat inflasi tahun kalender Januari–Desember 2017 dan tingkat inflasi tahun ke tahun Desember 2017 terhadap Desember 2016 masing-masing mencapai 3,61 persen. Angka tersebut jika dibandingkan realisasi inflasi pada 2016 mengalami peningkatan.
Inflasi 2018 Turun
Tingkat inflasi tahun kalender Januari–Desember 2018 dan tingkat inflasi tahun ke tahun Desember 2018 terhadap Desember 2017 masing-masing sebesar 3,13 persen. Angka tersebut jika dibandingkan realisasi inflasi pada 2017 mengalami penurunan.
Inflasi 2019 Turun
Tingkat in?asi tahun kalender Januari–Desember 2019 dan tingkat in?asi tahun ke tahun Desember 2019 terhadap Desember 2018 masing-masing sebesar 2,72%. Angka tersebut jika dibandingkan realisasi inflasi pada 2018 mengalami penurunan.
Inflasi 2020 Turun
Tingkat inflasi tahun kalender Januari–Desember 2020 dan tingkat inflasi tahun ke tahun Desember 2020 terhadap Desember 2019 mencapai 1,68%. Angka tersebut jika dibandingkan realisasi inflasi pada 2019 mengalami penurunan.
Inflasi 2021 Naik
Tingkat inflasi tahun kalender Januari–Desember 2021 dan tingkat inflasi tahun ke tahun Desember 2021 terhadap Desember 2020 mencapai 1,87%. Angka tersebut jika dibandingkan realisasi inflasi pada 2020 mengalami peningkatan.
Inflasi 2022 Naik
Tingkat inflasi tahun kalender Januari–Desember 2022 mencapai 5,51%. Angka tersebut mengalami peningkatan signifikan jika dibandingkan 2021.
Inflasi 2023 Turun
Tingkat inflasi tahun kalender Januari-Desember 2023 mencapai 2,61%. Angka tersebut mengalami penurunan signifikan jika dibandingkan 2022.
Inflasi Tahun Berjalan 2024
Pada Agustus 2024 terjadi inflasi secara tahunan sebesar 2,12%. Tingkat inflasi pada tahun berjalan atau selama Januari-Agustus 2024 tercatat mencapai 0,87 persen.
Penyebab Inflasi Berfluktuasi
Pudji menyebut banyak sekali faktor penyebab yang membuat inflasi Indonesia terus bergerak fluktuatif. Dari sisi supply, Pudji menyebut tren inflasi dipengaruhi oleh faktor cuaca, musiman, dan hari besar kenegaraan serta keagamaan.
Tak hanya itu, faktor eksternal juga mempengaruhi pergerakan inflasi Indonesia selama 10 tahun terakhir. “Selain itu ada juga faktor lainnya yang mempengaruhi inflasi seperti faktor global,” ujar Pudji.
Untuk diketahui, pemerintah menetapkan sasaran inflasi sebesar 2,5% dengan deviasi 1% pada 2025-2027 untuk periode 2025-2027. Dengan begitu, sasaran inflasi pada tiga tahun mendatang dipatok sebesar 1,5%-3,5%.
Penetapan itu tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 31 tahun 2024. Nantinya, sasaran inflasi tersebut menjadi acuan pelaksanaan kebijakan moneter oleh Bank Indonesia.