Impor Bahan Makan Bergizi Gratis Melonjak, Terbanyak dari Selandia Baru

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/rwa.
Petugas menurunkan sapi impor
Penulis: Rahayu Subekti
18/9/2024, 09.13 WIB

Presiden terpilih Prabowo Subianto akan dilantik pada 20 Oktober 2024. Salah satu program prioritasnya adalah makan bergizi gratis yang dipastikan akan meningkatkan kebutuhan bahan baku seperti salah satunya susu.

Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat impor susu terjadi peningkatan secara bulanan dan tahunan pada periode Agustus. “Impor susu secara bulanan naik 21,19%, sedangkan secara tahunan naik 21,12%,” kata Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Selasa (17/9).

Meski begitu, Pudji mengatakan secara kumulatif sejak Januari hingga Agustus 2024, impor susu menurun 10,24% dibandingkan periode yang sama pada 2023. Pudji menyebut, impor susu Indonesia paling banyak berasal dari Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Australia.

BPS juga mencatat impor sapi hidup juga meningkat secara bulanan dan kumulatif. “Impor binatang hidup jenis lembu secara tahunan naik 44,09% dan secara kumulatif Januari-Agustus 2024 naik 40,22%,” ujar Pudji.

Menurut Pudji impor sapi hidup secara bulanan pada Agustus 2024 turun 22,09%. Pudji mengatakan impor barang jenis lembu itu utamanya didatangkan dari Australia.

Selain susu, ikan juga menjadi salah satu kebutuhan pangan untuk program makan bergizi gratis. BPS mencatat impor ikan pada Januari hingga Agustus 2024 mencapai US$ 130,099 juta dan volumenya sebanyak 56,80 juta kilogram.

“Negara asal impornya ikan ini berasal dari Norwegia, Cina, Rusia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat,” kata Pudji.

Rencana Impor Sapi untuk Makan Bergizi Gratis

Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana sebelumnya mengungkapkan akan mengupayakan beberapa hal untuk memenuhi kebutuhan susu di dalam program makan bergizi gratis. Dadan mengatakan salah satu upayanya yakni rencana impor sapi yang akan disiapkan Kementerian Pertanian.

"Dalam jangka panjang kita impor sapi, supaya Indonesia ke depan swasembada susu. Range-nya berapa tanya Kementan," kata Dadan, Selasa (10/9).

Dadan juga membuka opsi pengganti susu dalam program makan bergizi gratis. Susu ikan sempat menjadi perbincangan akan menjadi alternatif jika kebutuhan susu tidak bisa dicukupi.

Meskipun begitu, Dadan mengatakan opsi pengganti susu tidak tertuju langsung kepada susu ikan. Dia justru melihat opsi lain untuk mengganti susu dengan sumber protein lain seperti telur dan ikan.

“Sesuatu yang baik ini akan kita akomodir ya, di daerah yang memang susunya mudah, bisa diisi dengan susu. Di daerah yang banyak telur, susunya kita bisa ganti dengan telur. Kemudian kalau di daerah yang banyak ikan, protein ikan mungkin bisa menggantikan atau bisa mengisi kelengkapan gizinya gitu,” kata Dadan di Gedung DPR, Selasa (18/9).

 

 

 

 

 

Reporter: Rahayu Subekti