Rupiah Berpotensi Menguat Tersulut Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed

ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/Spt.
Warga menukarkan uang baru pada mobil kas keliling Bank Indonesia di Kediri, Jawa Timur, Minggu (18/8/2024).
Penulis: Rahayu Subekti
23/9/2024, 09.58 WIB

Sejumlah sentimen diramal bakal mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah pada awal pekan ini. Salah satu pemicunya adalah aksi Bank Indonesia menurunkan BI-Rate bersamaan dengan aksi Bank Sentral AS. 

Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana memproyeksikan penguatan rupiah akan terus terjadi. “Rupiah berpotensi melanjutkan apresiasi hari ini ke Rp 15.050 hingga Rp 15.200 per dolar AS,” kata Fikri kepada Katadata.co.id, Senin (23/9). 

Dia menjelaskan penguatan rupiah tersebut berpeluang di tengah tingginya ekspektasi penurunan lanjutan suku bunga The Fed. Bank Sentral AS itu diproyeksikan akan melanjutkan penurunan suku bunga hingga 50 basis points lagi pada November 2024.

Fikri menyebut penguatan rupiah akan didukung dari makin kuatnya dana masuk ke dalam negeri melalui surat berharga negara atau SBN dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Selain itu juga siang ini akan dirilis data uang beredar dalam arti luas oleh BI. 

Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.27 WIB, rupiah berada pada level Rp 15.174 per dolar AS. Level tersebut menguat 24,00 poin atau 0,16% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu. 

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan rupiah masih berpotensi mendapatkan dorongan penguatan dari sentimen pasar ini. Sikap BI yang membuka pemangkasan suku bunga ke depan mengikuti pemangkasan yang dilakukan Bank Sentral AS memberikan sentimen positif. 

“Pemangkasan suku bunga bisa menstimulus perekonomian Indonesia,” kata Ariston. 

Ariston memproyeksikan rupiah masih berpotensi menguat ke arah Rp 15.080 per dolar AS. Level tersebut akan menjadi kisaran terendah pada akhir pekan kemarin dengan potensi resisten Rp 15.200 per dolar AS..

Di sisi lain, analis komoditas dan mata uang Lukman Leong Lukman memproyeksikan rupiah akan berkonsolidasi pada hari ini setelah absennya data ekonomi penting baik dari dalam maupun luar negeri. “Rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi terhadap dolar AS dengan kecenderungan melemah terbatas,” kata Lukman. 

Lukman menjelaskan, pada pagi ini dolar AS terpantau sedikit mengalami rebound teknikal. Sementara investor juga cenderung wait and see mengantisipasi pidato Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell dan data inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) AS pada hari Kamis dan Jumat pekan ini. 

“Rupiah hari ini akan berkisar pada level Rp 15.100 per dolar AS hingga Rp 15.200 per dolar AS,” ujar Lukman. 

Reporter: Rahayu Subekti