Rupiah Berpotensi Lanjutkan Penguatan Hari Ini Dipicu Stimulus Ekonomi Cina

ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/Spt.
Warga menukarkan uang baru pada mobil kas keliling Bank Indonesia di Kediri, Jawa Timur, Minggu (18/8/2024).
Penulis: Rahayu Subekti
25/9/2024, 09.43 WIB

Sejumlah analis memproyeksikan penguatan rupiah terhadap dolar AS berpotensi berlanjut pada hari ini. Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan rupiah berpotensi menguat karena dipicu stimulus ekonomi Cina. 

"Selain pemangkasan suku bunga acuan AS, pengumuman paket stimulus dari Cina kemarin juga membantu meningkatkan minat pasar terhadap aset berisiko sehingga rupiah ikut menguat," kata Ariston kepada Katadata.co.id Rabu (25/9). 

Pemerintah Cina mengumumkan serangkaian langkah stimulus dengan yang paling menonjol adalah pengurangan persyaratan cadangan untuk bank. Kebijakan itu dibarengi juga dengan suku bunga hipotek yang lebih rendah untuk mendorong pasar properti. 

Di sisi lain, Ariston juga melihat pergerakan indeks dolar AS juga menurun pada pagi ini di kisaran 100.26 dan pagi sebelumnya mendekati 101.00. Untuk itu, Ariston memproyeksikan rupiah masih berpeluang menguat hari ini terhadap dolar AS.

"Peluang penguatan hari ini ke area Rp 15.100 hingga Rp 15.080 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp 15.200 per dolar AS hari ini," ujar Ariston. 

Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.10 WIB, rupiah berada pada level Rp 15.082 per dolar AS. Level tersebut menurun 105 poin atau 0,69% dari penutupan hari sebelumnya. 

Sementara itu, Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana juga memproyeksikan rupiah masih berpeluang menguat hari ini. "Kemungkinan rupiah apresiasi dengan pergerakan rupiah antara Rp 15.088 per dolar AS hingga Rp 15.148 per dolar AS," kata Fikri. 

Fikri menjelaskan, terdapat sejumlah sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan rupiah hari ini. Fikri menuturkan, ada kemungkinan kenaikan suku bunga Bank of Japan seiring naiknya biaya tenaga kerja. 

Selain itu berlanjutnya capital inflow domestik juga akan mempengaruhi rupiah hari ini. "Hal ini seiring peningkatan incoming bids di lelang SBSN dan penurunan weighted yield average winner," ujar Fikri. 

Analis komoditas dan mata uang Lukman Leong juga memproyeksikan penguatan rupiah hari ini. Sebab, dolar AS kembali melemah setelah data manufaktur Richmond Fed yang berada di bawah perkiraan. 

"Investor juga mengantisipasi pidato dovish dari beberapa pejabat The Fed yang diantaranya pidato Jerome Powell esok hari. Rupiah akan menguat pada kisaran Rp 15.075 per dolar AS hingga Rp 15.200 per dolar AS," kata Lukman. 

Reporter: Rahayu Subekti