Rupiah Berpotensi Melemah Lagi Imbas Data Ekonomi AS dan Konflik Timur Tengah
Sejumlah analis memperkirakan rupiah akan kembali mengalami pelemahan terhadap dolar AS pada hari ini. Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan data Purchasing Managers Index atau PMI sektor jasa Amerika Serikat hingga konflik di Timur Tengah masih alan memicu pelemahan rupiah hari ini.
“Faktor pelemahan rupiah terhadap dolar AS masih ada untuk pergerakan hari ini, salah satunya adalah data ekonomi AS,” kata Ariston kepada Katadata.co.id, Jumat (4/10)
Dia menjelaskan data PMI sektor jasa AS September 2024 yang dirilis semalam menunjukan angka yang lebih bagus dari proyeksi. PMI sektor jasa AS pada September 2024 tercatat 54,9 sementara proyeksi pasar hanya 51,7.
“Data yang masih solid ini tidak memberikan dukungan ke kebijakan pemangkasan Bank Sentral AS,” ujar Ariston.
PMI jasa memberikan wawasan tentang kesehatan sektor jasa, yang merupakan komponen penting dalam perekonomian AS. Indeks di atas 50 menunjukkan bahwa sektor tersebut masih ekspansi.
Selain itu PMI Jasa, Ariston mengatakan kekhawatiran pasar terhadap potensi perang besar di Timur Tengah juga masih menjadi faktor penguatan dolar AS sebagai aset safe haven. Indeks dolar AS pada pagi ini sudah bergerak di kisaran 101.90 yang lebih tinggi dari pergerakan pagi sebelumnya di kisaran 101.75.
“Potensi pelemahan ke rupiah hari ini ke arah Rp 15.460 per dolar AS dengan potensi support di sekitar Rp 15.380 per dolar AS,” kata Ariston.
Berdasarkan data Bloomberg pada pagi ini pukul 05.16 WIB, rupiah berada pada level Rp 15.512 per dolar AS. Angka tersebut meningkat 84,00 poin atau 0,54% dari penutupan sebelumnya.
Senada dengan Ariston, analis komoditas dan mata uang Lukman Leong juga memproyeksikan pelemahan rupiah hari ini. "Rupiah berpotensi kembali tertekan terhadap dolar AS yang masih didukung oleh kekhawatiran seputar konflik di Timur Tengah,” kata Lukman.
Lukman bahkan memproyeksikan pelemahan rupiah berpotensi menyentuh di kisaran Rp 15.500 per dolar AS. Lukman mengatakan pelemahan rupiah akan berkisar pada level Rp 15.350 per dolar AS hingga Rp 15.500 per dolar AS.