Deflasi Lima Bulan Berturut-turut, Jokowi Minta Dikendalikan

ANTARA FOTO/Mega Tokan/app/YU
Seorang penjual tomat menunggu pelanggan di Pasar Inpres, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (7/8/2024).
Penulis: Desy Setyowati
6/10/2024, 11.37 WIB

Indonesia mengalami deflasi atau penurunan harga selama bulan berturut-turut. Presiden Joko Widodo atau Jokowi menekankan deflasi maupun inflasi harus dikendalikan agar tidak merugikan banyak pihak.

“Inflasi dan deflasi memang harus dikendalikan sehingga harga stabil, tidak merugikan produsen, baik petani, nelayan, UMKM, pabrikan, serta konsumen," kata Presiden Jokowi usai membuka Nusantara TNI Fun Run di IKN, Kalimantan Timur, Minggu (6/10) sebagaimana rekaman suara yang diterima di Jakarta.

Presiden Jokowi meminta kementerian dan lembaga terkait mengkaji penyebab dan dampak deflasi bulan berturut-turut, termasuk faktor daya beli masyarakat.

"Coba dicek betul, deflasi itu karena pasokan dan distribusi yang baik, misalnya tidak ada hambatan transportasi atau memang daya beli masyarakat berkurang. Pengendalian dan keseimbangan itu yang diperlukan,” ujar Presiden Jokowi.

Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat deflasi secara bulanan alias month to month (mtm) selama lima bulan berturut-turut, dengan rincian sebagai berikut:

  1. Mei: 0,03%
  2. Juni: 0,08%
  3. Juli: 0,18%
  4. Agustus: 0,03%
  5. September: 0,12%

Meski begitu, September secara tahunan atau year on year (yoy) 1,84%. Menurut Presiden Jokowi, angka ini positif.

“Jangan sampai terlalu rendah supaya produsen atau petani tidak dirugikan. Menjaga keseimbangan itu tidak mudah dan kami akan berusaha terus," ujar Presiden.

Sebelumnya, Menteri Keuangan atau Menkeu Sri Mulyani Indrawati meyakini deflasi mtm selama lima bulan beruntun bukan sinyal negatif bagi perekonomian. Penurunan harga disebabkan oleh komponen harga bergejolak alias volatile food terkait pangan.

"Deflasi lima bulan terakhir terutama karena penurunan harga pangan. Menurut saya, ini suatu perkembangan positif, terutama terhadap daya beli masyarakat," kata Sri Mulyani di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (4/10).

Ia mengatakan belanja masyarakat, utamanya kelompok menengah bawah, didominasi oleh belanja makanan. Artinya, harga pangan di pasar yang menurun justru bisa membantu masyarakat menjangkau bahan-bahan makanan dengan lebih murah.

Reporter: Antara