Sejumlah ekonom memiliki proyeksi berbeda berkaitan dengan pergerakan rupiah hari ini, Senin (4/11), terhadap dolar Amerika Serikat. Penyebabnya, investor masih menunggu hasil pemilihan presiden AS yang akan digelar besok.
Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana memproyeksikan ada peluang rupiah menguat terhadap greenback. "Semoga hari ini menguat ke level Rp 15.600 per dolar AS hingga Rp 15.800 per dolar AS," kata Fikri kepada Katadata.co.id.
Ada beberapa sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan tersebut. Selain investor yang masih wait and see, konflik di Timur Tengah juga berkontribus besar terhadap nilai tukar saat ini. "Sekarang ketegangan di Timur Tengah sedikit mereda," ujar Fikri.
Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.30 WIB, rupiah berada pada level Rp 15.769 per dolar AS. Angka ini menguat 37,50 poin atau 0,24% dari penutupan akhir pekan lalu.
Analis komoditas dan mata uang Lukman Leong memperkirakan hal berbeda. Rupiah, dalam kalkulasinya, akan mengalami pelemahan terhadap dolar AS. "Rupiah akan berada pada level Rp 15.700 per dolar AS hingga Rp 15.850 per dolar AS," katanya.
Dolar AS akan kembali menguat meski data pekerjaan AS dan manufaktur yang lebih lemah dari perkiraan. Investor juga mengantisipasi pilpres AS pada pekan ini. "Apabila dimenangkan oleh Donald Trump, dolar AS berpotensi menguat," ujar Lukman.