Rupiah Berpeluang Menguat Hari Ini Didorong Turunnya Data Lowongan Pekerjaan AS

Fauza Syahputra|Katadata
Ilustrasi. Rupiah menguat imbas melamahnya dolar AS pada perdagangan pagi ini, Rabu (30/10).
Penulis: Rahayu Subekti
Editor: Agustiyanti
30/10/2024, 09.44 WIB

Nilai tukar rupiah menguat 0,22% ke level 15.736 per dolar AS pada perdagangan pagi ini, Rabu (30/10). Analis memperkirakan rupiah menguat imbas melemahnya dolar usai rilis data turunnya lowongan kerja di Amerika Serikat.

Mengutip Bloomberg, rupiah menguat ditengah melemahnya sejumlah mata uang Asia. Ringgit Malaysia melemah 0,14%, baht Thailand 0,18%, yuan Cina 0,08%, serta won Korea Selatan dan peso Filipina masing-masing 0,02%. Sementara itu, yen Jepang tak bergerak, sedangkan dolar Hong Kong dan Taiwan menguat masing-masing 0,01% dan 0,14%.

“Semoga hari ini terapresiasi ke level Rp 15.620 per dolar AS hingga Rp 15.820 per dolar AS,” kata Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C Permana kepada Katadata.co.id, Rabu (30/10). 

Dia menjelaskan, peluang penguatan rupiah hari ini karena melemahnya data lapangan kerja di AS. Data lowongan pekerjaan di AS pada Oktober 2024 lebih rendah dari 7,8 juta menjadi 7,4 juta. 

Selain itu, menurut dia, ad sentimen kemungkinan kemenangan Donald Trump pada pemilu November 2024. Begitu juga dengan wait and see menjelang rilis inflasi Indonesia besok (1/11). 

Analis komoditas dan mata uang Lukman Leong juga memperkirakan rupiah bisa menguat hari ini. “Diperkirakan akan rebound menguat terhadap dolar AS yang terkoreksi,” kata Lukman. 

Hanya saja Lukman memperkirakan penguatan rupiah akan terbatas mengingat investor cenderung wait and see menantikan data produk domestik bruto AS malam ini. Lukman memperkirakan rupiah akan berkisar pada level Rp 15.700 per dolar AS hingga Rp 15.800 per dolar AS. 

Senada, pengamat pasar uang Ariston Tjendra memproyeksikan rupiah akan menguat hari ini. “Potensi penguatan rupiah ke arah Rp 15.700 per dolar AS hingga Rp 15.730 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp 15.800 per dolar AS,” ujar Ariston.

Ariston menilai turunnya lowongan pekerjaan di AS mendorong pelemahan dolar AS untuk sementara di tengah sentimen-sentimen lain yang masih bisa menguatkan dolar AS. Beberapa diantaranya seperti potensi perang di Timur Tengah dan kemenangan Trump dalam pemilu presiden AS pekan depan.

Berbagai data tenaga kerja AS yang akan dirilis malam ini hingga akhir pekan juga akan menjadi data yang paling ditunggu pelaku pasar. “Hasil data ini akan mengubah arah pergerakan asset terutama dolar AS,” kata Ariston. 

Reporter: Rahayu Subekti