Surplus Neraca Perdagangan Oktober 2024 Capai Rp39,4 Triliun, BI Perkuat Sinergi

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/tom.
Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di kawasan Pelabuhan Pelindo II, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/11/2022).
Penulis: Ira Guslina Sufa
17/11/2024, 14.58 WIB

Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$ 2,48 miliar atau setara Rp 39,4 triliun pada Oktober 2024. Capaian ini sedikit lebih rendah dibandingkan surplus bulan sebelumnya sebesar US$ 3,23 miliar.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso mengatakan meski mengalami penurunan, kinerja ini tetap menunjukkan daya tahan sektor eksternal perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian global.

“Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain guna meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan,” ujar Benny seperti dikutip Minggu (17/11). 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa surplus neraca perdagangan pada Oktober terutama didorong oleh neraca perdagangan nonmigas yang mencatat surplus sebesar US$ 4,80 miliar. Jumlah ini meningkat dari US$ 4,61 miliar pada September. 

Kenaikan surplus didukung oleh ekspor nonmigas yang mencapai US$ 23,07 miliar. Komoditas berbasis sumber daya alam, seperti lemak dan minyak hewani atau nabati, serta bahan bakar mineral seperti batu bara terus menjadi andalan. 

Di sisi lain, ekspor produk manufaktur, termasuk alas kaki, serta mesin dan perlengkapan elektrik, juga memberikan kontribusi signifikan. Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi tujuan utama ekspor Indonesia, mencerminkan keberlanjutan permintaan terhadap produk-produk unggulan Tanah Air. Namun, defisit neraca perdagangan migas meningkat menjadi 2,32 miliar dolar AS, seiring dengan lonjakan impor migas yang melampaui peningkatan ekspor migas.

Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan ini sebagai pilar penting dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian. Meskipun menghadapi tantangan dari defisit neraca migas, capaian surplus perdagangan nonmigas menunjukkan potensi positif dalam mendukung stabilitas ekonomi Indonesia di tengah dinamika global.