Tensi Geopolitik Rusia-Ukraina Bisa Picu Pelemahan Rupiah Hari Ini

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.
Petugas menunjukkan uang pecahan rupiah dan dolar AS dan di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (6/11/2024).
21/11/2024, 09.21 WIB

Sejumlah analis memproyeksikan rupiah masih akan melanjutkan pelemahan rupiah terhadap dolar AS hari ini. Hal tersebut dipicu karena eskalasi perang Rusia dan Ukraina yang meningkat.

“Eskalasi di perang Ukraina juga ikut menekan mata uang berisiko seperti rupiah,” kata Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, kepada Katadata.co.id, Kamis (21/11).

Dia menjelaskan pelemahan rupiah juga akan dipengaruhi antisipasi pasar atas rencana kebijakan presiden terpilih AS yakni Donald Trump. Lukman menuturkan saat ini ada kekhawatiran terhadap kebijakan proteksionisme Trump dalam hal ekonomi.

“Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS. (Pergerakan) Rupiah akan berkisar pada level Rp 15. 825 per dolar AS hingga Rp 15.950 per dolar AS,” ujar Lukman.

Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.05 WIB, rupiah kini dibuka pada level Rp 15.935 per dolar AS. Level rupiah ini meningkat 64,50 poin atau 0,41% per dolar AS dari penutupan sebelumnya.

Sementara itu, Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C Permana, juga memproyeksikan rupiah akan melemah hari ini terhadap dolar AS. “Kemungkinan rupiah melanjutkan depresiasi ke angka Rp 15.800 per dolar AS hingga Rp 16.000 per dolar AS,” kata Fikri.

Fikri mengatakan pelemahan rupiah bisa terjadi karena sentimen dari perang Rusia dan Ukraina. Kenaikan tensi tersebut setelah Ukraina menggunakan misil dari Inggris untuk menyerang Rusia.

Selain itu, Fikri menyebutkan Bank Indonesia (BI) juga masih mempertahankan suku bunganya pada level 6% bulan ini. “Namun BI juga menyiratkan kekhawatiran dampak volatilitas global bagi Indonesia,” ujar Fikri.  

Reporter: Rahayu Subekti