Data Ekonomi AS Positif, Rupiah Bisa Melemah Lagi Hari Ini

rupiah, dolar, nilai tukar
ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/foc.
Petugas menyusun yang dolar AS dan rupiah di Bank Syariah Indonesia (BSI), Bekasi, Jawa Barat, Jumat (21/2/2025).
21/3/2025, 09.57 WIB

Nilai tukar rupiah bisa melemah setelah data ekonomi Amerika Serikat (AS) memperlihatkan bacaan yang positif. Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan klaim pengangguran dan penjualan rumah AS lebih baik dari perkiraan. 

“Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS. Proyeksinya di kisaran Rp 16.400 hingga Rp 16.500 per dolar AS,” kata Lukman kepada Katadata.co.id, Jumat (12/3).

Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.15 WIB, rupiah dibuka menguat pada level Rp 16.480 per dolar AS. Level ini naik lima poin atau 0,03% dari penutupan sebelumnya. 

Sementara itu, pengamat pasar uang, Ariston Tjendra mengatakan indeks dolar AS pada pagi ini bergerak lebih kuat dibandingkan kemarin. Ia mengatakan level dolar AS pada saat ini di kisaran 103.81.

“Naiknya indeks dolar AS ini didukung oleh data ekonomi AS yang dirilis semalam yang hasilnya lebih bagus dari ekspektasi pasar,” kata Ariston.

Ariston menjelaskan, data klaim tunjangan pengangguran mingguan menunjukan angka yang lebih kecil dari ekspektasi yakni 223 ribu versus 224 ribu. Menurutnya, angka tersebut mengartikan pengangguran menurun.

Di sisi lain, Ariston mengatakan pasar masih khawatir dengan kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump. Hal ini mendorong pasar masuk ke aset aman seperti emas dan dolar AS.

“Ditambah isu baru soal serangan-serangan Israel dan AS ke wilayah-wilayah negara lain dan prospek perdamaian Ukraina dan Rusia yang masih belum kelihatan,” ujar Ariston.

Untuk itu, Ariston memproyeksikan rupiah berpotensi kembali melemah terhadap dolar AS ke level Rp 16.550 per dolar AS. Hal ini dengan potensi support di level Rp 16.430 per dolar AS.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Rahayu Subekti