Lebaran Usai, Penjualan Ritel Terkontraksi pada April

ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/foc.
Warga memilih tas saat mengunjungi pusat perbelanjaan di Jakarta, Jumat (21/3/2025). Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia memperkirakan penjualan ritel pada momen Ramadhan dan Idul Fitri 2025 akan tetap tumbuh tipis dengan proyeksi kurang dari 10 persen akibat belum pulihnya daya beli masyarakat terutama pada kelas menengah ke bawah.
Penulis: Rahayu Subekti
Editor: Agustiyanti
14/5/2025, 12.53 WIB

Bank Indonesia memperkirakan penjualan ritel turun pada April 2025 seiring berakhirnya momentum Ramadan dan Idul Fitri. Indeks penjualan riil atau IPR pada bulan lalu diperkirakan mencapai 231,1, terkontraksi 6,9% dibandingkan bulan sebelumnya.

“Ini dipengaruhi oleh normalisasi permintaan masyarakat seiring berakhirnya periode Ramadan dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (14/5).

BI mencatat, IPR pada April 2025 didorong oleh tumbuhnya kelompok suku cadang dan aksesori, serta kelompok bahan bakar kendaraan bermotor dan subkelompok sandang. Sedangkan penjualan kelompok lainnya, diperkirakan menurun, terutama kelompok peralatan informasi dan komunikasi.

Penurunan juga terjadi pada penjualan kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya serta makanan, minuman, dan tembakau.

BI sebelumnya mencatat IPR pada Maret 2025 mencapai 248,3 atau tumbuh 5,5% secara tahunan. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Februari 2025 2,0% secara tahunan.

Peningkatan IPR tersebut terutama didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Selain itu juga barang budaya, rekreasi, serta subkelompok sandang.

Secara bulanan, penjualan eceran pada Maret 2025 juga tumbuh sebesar 13,6%. Level ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,3% secara bulanan.

Peningkatan tersebut bersumber dari mayoritas kelompok barang, terutama kelompok makanan, minuman dan tembakau, barang budaya dan rekreasi, serta subkelompok sandang. Hal ini sejalan dengan permintaan masyarakat saat Ramadan dan HBKN Idulfitri, serta strategi retailer yang memberikan potongan harga.

Tekanan Inflasi Diproyeksikan Menurun

Dari sisi harga, BI memperkirakan, tekanan inflasi tiga dan enam bulan yang akan datang yaitu pada Juni 2025 dan September 2025 menurun.

“Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Juni dan September 2025 yang masing-masing tercatat sebesar 146,4 dan 153,1,” ujar Denny.

Denny menyebut, IEH Juni dan September 2025 lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya yang masing-masing tercatat sebesar 148,3 dan 155,5.

Laporan BI tersebut juga menyebutkan, responden menginformasikan penurunan IEH tersebut didukung ketersediaan barang yang memadai. Selain itu juga normalnya permintaan, khususnya pada September 2025.

 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Rahayu Subekti