BI Diprediksi Pertahankan Suku Bunga Meski Peluang Pemangkasan Masih Terbuka

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wpa.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan arah kebijakan BI kedepan saat pertemuan tahunan Bank Indonesia 2025 di Jakarta, Jumat (28/11/2025).
17/12/2025, 09.27 WIB

Bank Indonesia (BI) diprediksi masih akan mempertahankan suku bunga acuannya pada level 4,75% dalam pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Desember 2025 yang akan diumumkan pada siang ini.

Meski begitu, Josua mengatakan pada dasarnya peluang pemangkasan suku bunga BI masih terbuka. “Ini didukung dengan pemotongan suku bunga The Fed dan cenderung dovish-nya pernyataan The Fed pada FOMC bulan Desember 2025,” kata Josua kepada Katadata.co.id, Rabu (17/12).

Dia mengatakan, dari dalam negeri, inflasi terjaga dalam rentang target sasaran BI sebesar 1,5% hingga 3,5%. Selain itu juga berlanjutnya surplus perdagangan juga masih membuka ruang untuk BI melakukan pemangkasan BI-Rate.

Akan tetapi, Josua menyebut investor global masih cenderung risk-off dan menunggu keputusan BI. “Sehingga berdampak pada capital flows yang pada gilirannya berdampak pada pergerakan nilai tukar rupiah yang saat ini dalam tren sideways,” ujar Josua.

Data-data regional Asia Pasifik terutama dari Cina yang cenderung terus menunjukkan pelemahan juga menambah risiko outlook ekonomi RI. Namun, Josua mengatakan fundamental ekonomi Indonesia masih cukup solid.

Risiko dari sisi pelebaran defisit fiskal Indonesia di tengah agenda pro pertumbuhan juga membuat investor global lebih berhati-hati. Perubahan regulasi, salah satunya aturan terkait devisa hasil ekspor, juga meningkatkan ketidakpastian sehingga membuat investor global lebih waspada.

“Kondisi yang berseberangan tersebut akan menjadi tantangan bagi BI dalam mengukur risiko serta mengambil keputusan terkait BI-Rate pada pertemuan RDG bulan Desember 2025,” katanya.

Inflasi Berpeluang Naik  

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) juga menilai BI masih perlu mempertahankan suku bunganya pada akhir tahun ini. Ekonom makroekonomi dan pasar keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan hal ini karena ada potensi peningkatan inflasi pada akhir tahun.

Inflasi tercatat melambat dari 2,86% secara tahunan (yoy) pada Oktober 2025 menjadi 2,72% yoy pada November 2025. Namun Riefky menyebut periode libur akhir tahun berpotensi menambah tekanan inflasi.

Di sisi lain, meski rupiah cenderung menguat dalam beberapa pekan terakhir, Riefky mengatakan pergerakan nilai tukar masih cenderung fluktuatif. 

Riefky mengatakan, mempertimbangkan perkembangan terkini pada inflasi dan nilai tukar,  pemotongan suku bunga oleh BI berisiko memicu naiknya tekanan inflasi dan berpotensi mendorong pelemahan nilai tukar rupiah.

“Oleh karena itu, kami berpandangan bahwa Bank Indonesia perlu menahan suku bunga acuannya di 4,75% pada Rapat Dewan Gubernur terakhir di 2025,” ujar Riefky.

Selain itu, Riefky mengatakan Bank Indonesia juga perlu terus menjaga fokusnya pada usaha stabilisasi nilai tukar rupiah dan intervensi nilai tukar apabila diperlukan.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Rahayu Subekti