Presiden Joko Widodo kembali "tampil" di atas kapal perang. Pada Rabu (14/9), dia menyaksikan latihan Armada Jaya XXXIV Tahun 2016 Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari geladak isyarat kapal perang KRI Banjarmasin-592 yang berlayar di Laut Jawa. Sebelumnya, pada Juni lalu, Jokowi memantau perairan Laut Natuna, Kepualauan Riau, dari atas KRI Imam Bonjol 383.
Dalam latihan yang berlangsung sekitar 60 menit tersebut, Presiden menyaksikan sejumlah atraksi dan demo keterampilan pasukan TNI Angkatan Laut. Salah satunya adalah peluncuran roket anti-kapal selam jenis RBU 6000 dari empat KRI, yakni Kapal Kujang, Kapal Layang, Kapal Clurit, dan Kapal Ajax.
(Baca: KRI Imam Bonjol, Penembak Kapal Cina dan Tempat Rapat Jokowi)
Selain itu, Jokowi menyaksikan uji coba senjata strategis milik TNI AL berupa peluru kendali C-705 dan torpedo 'Surface and Underwater Torpedo' (SUT). Ia pun memberi aba-aba peluncuran peluru kendali itu ke sasaran KRI Karimata 960.
Latihan Armada Jaya XXXIV/2016 ini digelar untuk mengukur kemampuan prajurit serta kekuatan operasional dan keterpaduan Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT). Hal ini dapat mendukung operasi gabungan TNI di masa depan. "Tanpa latihan-latihan rutin seperti ini, kita tidak akan bisa meng-up date, memperbaiki senjata-senjata strategis yang kita punyai," kata Presiden, seperti dikutip dari siaran Biro Pers Istana.
Latihan yang rutin digelar setiap dua tahun ini, melibatkan 39 kapal perang berbagai jenis, 8 pesawat udara, dan 1.700-an pasukan pendarat beserta kendaraan tempur. Sebanyak 7.500 personil juga dilibatkan dalam latihan puncak Angkatan Laut ini. Turut mendampingi Presiden, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, dan KSAL Laksmana TNI Ade Supandi.