KATADATA ? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) meraup laba bersih semester I-2015 Rp 2,43 triliun, atau mengalami penurunan hingga 50,8% jika dibandingkan dengan perolehan laba bersih di semester I-2014 sebesar Rp 4,93 triliun.
Penurunan tersebut disebabkan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) di tingkatkan untuk antisipasi jika debitur tidak bisa mengembalikan pinjaman pada semester II-2015. Hal itu di kemukanan Direktur Utama BNI Achmad Baiquni, dalam Paparan Kinerja BNI Semester I-2015, di Kantor Pusat BNI, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (30/7).
BNI meningkatkan tingkat provisi menjadi 172,2% atau hampir tiga kali lipat. Coverage ratio dinaikan dari 128,9% menjadi 138,8% atau mencapai coverage ratio BNI tertinggi selama ini. Kenaikan ini yang membuat laba bersih BNI di semester I-2015 tergerus hingga mencapai 50,8%.
Sementara itu, BNI membukukan pendapatan bunga bersih (Net Interest Income) sebesar Rp12,3 triliun sampai semester I-2015 atau naik 14% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sebesar Rp10,8 triliun.
Achmad Baiquni juga mengatakan laba bersih bukan semata ukuran kinerja bisnis karena Pendapatan Bersih Sebelum Pencadangan (PPOP) BNI tumbuh positif 9,1 persen.