Berdampakkah Kunjungan Prabowo ke Amerika pada Industri Pertahanan RI

ANTARA FOTO/REUTERS/U.S. Air Force/R. Nial Bradshaw
T. Jet tempur Angkatan Udara Amerika Serikat F-35A, dari Fighter Wings ke-388 dan ke-428, membentuk "elephant walk" saat latihan di Hill Air Force Base, Utah, Amerika Serikat, Senin (6/1/2020). Foto diambil tanggal 6 Januari 2020.
Penulis: Tangguh Chairil
11/11/2020, 08.00 WIB

Kerja sama industri pertahanan Indonesia dengan Turki yang telah berlangsung lama telah menghasilkan kemitraan antara PT Pindad dari Indonesia dan FNSS Defence Systems dari Turki untuk mengembangkan tank berukuran medium Kaplan. Prabowo dan Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar sepakat untuk meningkatkan kerja sama industri pertahanan antarnegara.

Prancis telah menawarkan transfer teknologi jet tempur Rafale ke Indonesia sejak 2015. Tahun ini Prabowo dan Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Florence Parly akan menandatangani Perjanjian Kerja Sama Pertahanan (Defense Cooperation Agreement (DCA)) antarnegara.

Sedangkan dengan Cina, Indonesia telah mencoba memperoleh lisensi memproduksi rudal C-705 sejak 2013.

Selama kunjungan ke negara-negara lain, Prabowo secara impulsif berusaha membeli berbagai sistem senjata. Beberapa sistem senjata yang diinginkan Prabowo adalah buatan Amerika. Namun belum ada pembicaraan mengenai kerja sama industri pertahanan yang dapat menguntungkan Indonesia selama kunjungannya ke AS.

Indonesia pernah mendapat keuntungan dari kerja sama industri pertahanan dengan AS pada pertengahan 1980-an. Pada 1986, Indonesia berhasil mencapai kesepakatan untuk memproduksi suku cadang badan pesawat untuk jet tempur F-16 AS yang akan diekspor ke negara lain.

Namun sejak itu Indonesia hanya menjadi pelanggan industri militer AS. Kerja sama industri pertahanan antara Indonesia dan AS masih sangat minim.

Pernyataan bersama Prabowo-Esper usai pertemuan menjadi bukti lain bahwa belum ada kemajuan signifikan yang dicapai, karena kerja sama industri pertahanan tidak disebutkan sama sekali.

Dalam pernyataan tersebut, baik Prabowo dan Esper sepakat bahwa kedua negara akan meningkatkan hubungan militer antarnegara dan bekerja sama dalam keamanan maritim, serta bekerja sama dalam mencari jenazah personel AS yang hilang di Indonesia selama Perang Dunia II.

Secara ringkas, masih terlalu dini untuk mengatakan apakah kunjungan Prabowo ke AS akan membawa peningkatan signifikan dalam kerja sama industri pertahanan kedua negara.

Halaman:
Tangguh Chairil
Lecturer in International Relations, Binus University

Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke opini@katadata.co.id disertai dengan CV ringkas dan foto diri.