Potensi Keunggulan Ekonomi Digital di Asia Pasifik

Katadata
Penulis: Simon Lin
23/6/2022, 18.12 WIB

Aktivitas bisnis kian berkembang di wilayah Asia Pasifik saat ini. Dana Moneter Internasional memprediksi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Asia Pasifik tahun ini sekitar 4,9%. Meski demikian, prediksi itu baru bisa terwujud jika para pelaku bisnis melakukan perubahan besar menuju ekonomi digital.

Pandemi Covid-19 membuat para pekerja dan konsumen semakin mengharapkan bisnis didukung secara digital. Lembaga riset International Data Corp memperkirakan setidaknya 65% PDB akan didigitalkan tahun ini, dan satu dari tiga perusahaan akan memperoleh lebih dari 30% penghasilannya dari produk dan layanan digital pada 2023.

Asia Pasifik juga merupakan pasar strategis karena sebagian besar negara-negara di wilayah itu menunjukkan determinasi untuk berkompetisi di ekonomi digital. Mereka telah mengembangkan kebijakan yang jelas dan mendorong inisiatif agar pelaku bisnis lokal dapat memacu transformasi digital.

Dengan mengenali potensi tersebut, Huawei termasuk yang terus memberikan investasi signifikan untuk membantu bisnis di Asia Pasifik melakukan transformasi digital. Dengan begitu, mereka menjadi lebih tangguh dan dapat menangkap peluang-peluang di sektor ekonomi digital.

Pilar Ekonomi Digital

Konektivitas adalah nyawa ekonomi digital. Huawei membantu mengembangkannya dengan menyediakan konektivitas bagi lebih dari 90 juta rumah tangga dan 1 miliar pengguna telepon selular di Asia Pasifik. Pembangunan infrastruktur unggulan dan hijau, termasuk layanan 5G, broadband, dan data center terus berlanjut.

Dengan pengembangan teknologi tersebut, perusahaan telekomunikasi lokal menjadi lebih efisien. Ini kemudian berdampak pada perbaikan efisiensi operasi, investasi, rencana pembangunan jaringan, dan lainnya.

Dengan memodernisasi jaringan yang sudah ada menggunakan teknologi terkini, perusahaan telekomunikasi juga dapat memberikan layanan lebih baik bagi pelanggannya sekaligus meningkatkan efisiensi energi.  

Selain konektivitas, teknologi komputasi awan (cloud computing) dan kecerdasan buatan (artificial intelligence, AI) juga merupakan pilar penting ekonomi digital. Menggunakan cloud computing, banyak organisasi dapat mengakses teknologi cloud dan data lebih cepat.

Hal ini tentu saja dapat mengakselerasi laju inovasi. Sementara itu AI, selain membantu menambah efisiensi, juga dapat meningkatkan kecepatan dan akurasi dalam mengambil keputusan.

Memiliki kombinasi ketiga hal penting tersebut tentu akan memperkuat perusahaan menghadapi tuntutan bisnis yang selalu berubah. Mereka juga dapat menemukan model bisnis baru dan peluang pendapatan tambahan.

Bagi seluruh organisasi itu, transformasi digital tidak lagi sekadar target. Mereka mengincar untuk membuat lebih banyak nilai baru melalui upaya transformasi.

Satu perusahaan manajemen aset yang saya temui baru-baru ini membagikan harapan apa saja yang ingin dicapainya dengan transformasi digital.

Pertama, mereka mencari cara untuk meningkatkan pengalaman konsumennya dalam manajemen aset yang cerdas dan mudah.

Kedua, mereka ingin menggunakan energi digital untuk berkontribusi lebih banyak dalam membangun komunitas hijau dan berkelanjutan.

Ketiga, mereka memikirkan sejumlah cara untuk mengembangkan bisnis digitalnya, seperti menawarkan lebih banyak layanan digital atau masuk ke e-commerce.

Membantu Pelaku Bisnis Membuat Nilai Baru

Sebagai organisasi berorientasi konsumen, Huawei tidak sekadar menyediakan beragam teknologi kepada para pelanggannya. Hal terpenting adalah bekerja lebih dekat dengan organisasi bisnis dari beragam industri di Asia Pasifik untuk menemukan ceruk bisnis bagi teknologi yang tengah berkembang, terutama 5G.

Salah satu contohnya adalah kemitraan multiyear dengan Rumah Sakit Siriraj di Thailand. Desember lalu mereka meluncurkan proyek 5G Smart Hospital untuk memberikan efisiensi dan kenyamanan bagi pasien dengan menggunakan teknologi, termasuk 5G, cloud, dan AI.

Rumah Sakit Siriraj dan Huawei juga mendirikan Laboratorium Inovasi Bersama sebagai tempat inkubasi dan mempromosikan 30 aplikasi medis 5G tahun ini. Pada Desember 2021, sudah berjalan program boks medis portabel 5G, kendaraan nirawak 5G, troli medis 5G, dan ranjang cerdas 5G.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Mahidol, Prasit Watanapa, menyebut pemanfaatan teknologi digital baru mendorong inovasi serta menciptakan nilai-nilai baru. Rumah Sakit Siriraj bisa menjadi panutan bagi rumah sakit publik lain sekaligus cetak biru rumah sakit cerdas di Thailand selanjutnya.

Dengan demikian, hal ini bisa menjadi model untuk meningkatkan industri kesehatan Thailand di masa depan.

Dengan membantu para pelanggannya melakukan transformasi yang memanfaatkan teknologi, Huawei membantu organisasi di Asia Pasifik membangun bisnis dan melengkapi mereka dengan praktik terbaik untuk mengadopsi teknologi yang berkembang.

Hal ini juga membuat industri tradisional dan organisasi konservatif lebih yakin bertransformasi dan berkembang lebih besar dalam ekonomi digital.

Menjadi perusahaan yang mengutamakan konsumen bukan sekadar slogan, tetapi juga bagian penting Huawei. Untuk mempertahankannya, nilai itu juga ditanamkan dalam Key Performace Indicator (KPI) Huawei.

Misalnya, para direktur lokal Huawei di Asia Pasifik akan mengevaluasi penjualan 5G yang diperolehnya sekaligus seberapa besar nilai kepuasan para konsumennya.

Mendorong Ekosistem TI Asia Pasifik

Perkembangan ekonomi digital membutuhkan kreativitas dalam menggunakan beragam teknologi. Tidak realistis juga jika hanya mengandalkan satu vendor untuk menjadi organisasi yang mengutamakan digital. Karena itulah Huawei juga membangun ekosistem industri terbuka dengan para mitra dan pelanggannya.

Hingga saat ini Huawei telah membangun kemitraan dengan hampir 10 ribu perusahaan dan cloud partner, serta 200 universitas di Asia Pasifik. Ini termasuk 17 nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani dengan industri dari Singapura, Malaysia, Thailand, Indonesia, dan Bangladesh untuk kampus cerdas, data centerdigital power, dan Huawei Cloud pada Mei 2022.

Huawei juga membantu riset dan pengembangan bagi pasar lokal unntuk berinovasi sesuai kebutuhan konsumen. Di Singapura sudah dibangun Open Lab. Ada pun di Thailand ada 5G Ecosystem Innovation Center yang sudah mengumpulkan lebih dari 100 mitra untuk menginkubasi aplikasi 5G mereka.

Dalam mendorong pembentukan nilai baru, Huawei akan menginvestasikan US$ 100 juta dalam program startup Spark di Asia Pasifik. Sebelumnya, Huawei sudah membantu Singapura, Hong Kong, Malaysia, dan Thailand membangun startup hub mereka.

Dana itu juga akan digunakan untuk mengembangkan empat startup hub tambahan di Indonesia, Filipina, Sri Lanka, dan Vetnam. Target keseluruhannya adalah merekrut 1.000 startup ke dalam program akselerator Spark dan mengembangkan 100 di antaranya menjadi lebih besar.

Untuk meraih sukses di ekonomi digital juga diperlukan orang-orang dengan keterampilan yang tepat. Karena itulah Huawei mendorong beragam inisiatif untuk membantu tenaga kerja di wilayah Asia Pasifik mendapakan keterampilan digital.

Pada Mei lalu, Huawei ICT Academy bekerja sama dengan Politeknik Singapura menggelar pelatihan tersertifikasi untuk industri. Program ini terbuka untuk sarjana baru atau para pemegang diploma di bidang teknologi informasi, ilmu komputer, teknik, dan bidang lain yang berhubungan dengan komputasi awan, sistem komputer, dan jaringan. Para pelamar dengan kualifikasi berbeda dari bidang itu juga dapat dipertimbangkan.

Para partisipan pelatihan mempelajari keterampilan esensial dan fundamental dalam industri komputasi awan dan AI. Mereka akan tersertifikasi dalam lima sektor, termasuk jaringan komputer, pemrograman Python, AI, cloud services, dan storage solution.

Pengetahuan yang diperoleh akan membuat mereka lebih siap dengan beragam peran dan tugas yang ditawarkan Huawei dan mitranya.

Huawei juga akan menanamkan investasi sebesar US150 juta dalam Seeds for the Future Program 2.0 untuk mengembangkan talenta digital global dalam lima tahun ke depan. Ada sekitar 170 ribu talenta lokal yang sudah dilatih dalam Huawei ASEAN Academy dan Seeds for the Future. Dalam lima tahun berikutnya, diperkirakan ada 500 ribu talenta digital baru yang dilatih untuk memajukan ekonomi digital.

Bertekad menjadi kontributor penting dalam ekonomi digital Asia Pasifik, Huawei ingin membangun ekosistem digital dengan para mitra dan konsumen serta fokus pada pemgenbangan talenta digital.

Selain itu, Huawei akan mendorong riset dan pengembangan di Asia Pasifik untuk mentransfer lebih banyak nilai dan membantu bisnis berkembang menjadi bisnis digital.

Simon Lin
Presiden Huawei Asia Pasifik

Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke opini@katadata.co.id disertai dengan CV ringkas dan foto diri.