Situasi ekonomi global yang tengah dilanda berbagai macam tekanan tampaknya telah menjadi kawah candradimuka bagi banyak perusahaan, tak terkecuali perusahaan rintisan. Banyak perusahaan rintisan dipaksa berpikir ulang mengenai strategi yang lebih tepat untuk mengantarkan keuntungan dan menjamin keberlangsungan usahanya.

PT GoTo Gojek Tokopedia (Tbk), yang merupakan rintisan terbesar di Indonesia, juga termasuk diantara perusahaan yang harus bekerja keras untuk menavigasi armada bisnisnya ke arah yang lebih tepat.

Agar lebih tepat dalam bersikap, GoTo lantas mengevaluasi beban biaya secara menyeluruh. Sebagai hasil, pada akhir kuartal kedua 2022, GoTo berhasil melakukan penghematan biaya struktural hingga Rp 800 miliar.

Manajemen GoTo juga telah mengembalikan sebagian gaji sebagai bentuk dukungan terhadap upaya percepatan efisiensi.

Sepanjang kuartal ketiga, GoTo telah mengurangi belanja insentif, menghapus belanja promosi untuk kelompok konsumen nonaktif, dan menurunkan belanja pemasaran. Saat ini, GoTo mencatatkan tren positif di mana perusahaan mencatatkan pencapaian kinerja melampaui pedoman Perseroan.

Total nilai transaksi (GTV) naik 33 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year on year) atau setara dengan Rp 161 triliun. Sementara pendapatan bruto (GV) naik 30 persen dibanding tahun sebelumnya atau setara Rp 5,9 triliun.

Pada waktu yang sama, EBITDA GoTo meningkat 44 basis poin lebih baik mencapai -2,3 persen dari -2,8 persen pada kuartal sebelumnya.

GoTo membukukan penyusutan rugi EBITDA yang disesuaikan pada tiga kuartal berturut-turut. Rugi EBITDA yang disesuaikan mengecil 10 persen menjadi Rp3,7 triliun, dibandingkan Rp4,1 triliun pada kuartal sebelumnya.

Jumlah ini setara dengan penurunan rugi EBITDA yang disesuaikan sebesar 11 persen dibandingkan dengan rugi EBITDA yang disesuaikan senilai Rp 4,2 triliun pada kuartal yang sama di tahun 2021.

Tren positif lainnya adalah peningkatan jumlah transaksi pengguna dalam 12 bulan terakhir (LTM ATU) sebesar 20 persen (year-on-year), dengan rata-rata belanja per pengguna meningkat 18 persen, serta frekuensi transaksi tumbuh 13 persen year-on-year. Jumlah pesanan sepanjang kuartal tumbuh 28 persen year-on-year mencapai 693 juta pesanan.

Peningkatan monetisasi yang disertai efisiensi di segmen belanja insentif dan promosi menghasilkan margin kontribusi positif bagi segmen on-demand services pada bulan September, serta mendorong perbaikan margin kontribusi Grup GoTo 46 basis poin quarter-on-quarter lebih baik dari perkiraan semula, mencapai -0,7 persen dari keseluruhan GTV Grup.

Kuartal ini merupakan kuartal ketiga secara berturut-turut di mana Perseroan mencatatkan pertumbuhan margin kontribusi secara bertahap.

Beragam capaian positif ini dihasilkan lewat penghematan beban usaha melalui berbagai alur kerja dan inisiatif yang telah dimulai sejak kuartal sebelumnya. GoTo mencatatkan penghematan sebesar Rp 269 miliar sepanjang tahun berjalan, termasuk penghematan sebesar Rp 144 miliar dari beban operasional.

Harapan baru terus tumbuh lewat kemunculan nama-nama baru dalam daftar investor GoTo. Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), saat ini Citibank selaku representasi Singapura memegang 67,91 miliar saham GoTo atau setara 5,8 persen.

Nama baru lainnya adalah SVF GT Subco (Singapore) Pte Ltd dengan kepemilikan 8,71 persen, dan Taobao China Holding Limited dengan kepemilikan 8,84 persen.

Sebelumnya, terdapat sejumlah investor kakap yang mencatatkan kepemilikan saham GoTo, salah satunya adalah BlackRock dengan kepemilikan 463,13 juta saham pada kuartal II 2022. Angka tersebut bertambah menjadi 1,1 miliar per akhir kuartal III 2022.

Beberapa investor besar lain yang turut mengakumulasi saham GoTo sejak semester II 2022 adalah, Amplify Investment, Eaton Vance Management, State Street Corp, FlexShares Trust, Inspire Investing, Mellon Investment Corporation, Allianz Global Investors Asia Pacific Limited, dan Lion Global Investors Limited.

Berdasarkan laporan yang dirilis UOB Kay Hian Private Limited, pemegang lisensi layanan pasar modal berbasis di Singapura, GoTo memulai inisiatif penghematan biaya yang diharapkan bisa berkontribusi positif terhadap margin pada kuartal keempat 2023. Selain itu bisa membukukan EBITDA yang positif pada kurung waktu 12-18 bulan setelah itu.

“Didorong oleh pendapatan yang lebih tinggi, peningkatan take rates dan manajemen OPEX,” dikutip dari laporan tersebut.

UOB Kay Hian menyebutkan, pendapatan GoTo meningkat hingga 216,6 persen pada kuartal ketiga 2022 dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu, sedangkan rugi bersih pada kuartal ketiga 2022 hanya melebar sebesar 26 persen secara YoY.

“Ini merupakan pertanda baik bahwa perusahaan menuju profitabilitas”.