Upaya-upaya Erick Thohir Mereformasi Sepak Bola Indonesia

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/rwa.
Ketua Umum PSSI terpilih Erick Thohir (kanan) dan Ketua Umum PSSI periode 2019-2023 Mochamad Iriawan (kiri) berfoto bersama pada Kongres Luar Biasa Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (KLB PSSI) 2023 di Jakarta, Kamis (16/2/2023). Dalam kongres tersebut Erick Thohir resmi terpilih sebagai Ketua Umum PSSI sementara Zainudin Amali dan Ratu Tisha terpilih sebagai Wakil Ketua Umum PSSI untuk kepengurusan PSSI periode 2023-2027.
Penulis: Riri
17/2/2023, 09.35 WIB

Terpilihnya Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI pada periode 2023-2027 menuai harapan dari berbagai pihak untuk dapat mereformasi persepakbolaan di Indonesia. Kini, semua mata menanti realisasi Erick untuk mewujudkan janji program kerjanya.

Dalam pidato kemenangannya. Erick mengaku bahwa perjalanan ini masih panjang dan terjal. Apalagi, sudah lama persepakbolaan di Tanah Air dipenuhi dengan tangan-tangan kotor. Namun, ia ingin seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) agar tak mengulang dari berbagai konflik dan tragedi di masa lalu. 

“Belum ada kemenangan siang ini. Kemenangan adalah ketika tim nasional berprestasi di tingkat dunia, suporter aman menonton tim kesayangan, kualitas wasit dan pelatih meningkat, PSSI bisa dikelola secara terbuka dan profesional,” tulis Erick di laman Instagram miliknya.

Erick Thohir bukan sosok baru di dunia sepak bola dan basket. Dalam rekam jejak domestik, ia tercatat pernah mendirikan klub basket Satria Muda, menjadi pengurus Persija Jakarta (2004), hingga menduduki kursi Wakil Komisaris Utama Persib Bandung (2009-2019), dan Ketua Umum Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia/PERBASI (2015-2019). 

Di kancah internasional, ia pernah mengakuisisi klub basket NBA 76ers, juga mengakuisisi klub sepak bola Serie A Italia Inter Milan pada November 2013 yang juga menduduki posisi sebagai Presiden Klub.

Dengan daftar panjang pengalamannya itu, Erick sebetulnya telah lama memiliki keinginan kuat untuk menduduki kursi Ketua Umum PSSI. Puncaknya dipicu oleh Tragedi Kanjuruhan pada Oktober 2022 silam yang membawa duka mendalam sekaligus mencoreng wajah sepak bola di Tanah Air.

Halaman: