One Two Trees, Komitmen SKK Migas Jaga Keberlanjutan Lingkungan

SKK Migas
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto (barisan depan, dua dari kanan) meluncurkan Program One Two Tress di Taman Mangrove Jakarta, Pantai Indah Kapuk, Sabtu (29/7/2023).
30/7/2023, 17.53 WIB

Pemerintah berkomitmen menurunkan emisi karbon pada tahun 2030 sebesar 29 persen. Hal itu akan terus diupayakan agar Indonesia bisa mencapai target emisi nol bersih pada 2060. Untuk itu, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meluncurkan Program One Two Trees.

Bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan pemangku kepentingan lainnya, SKK Migas merealisasikan pilar ketiga Indonesia Oil & Gas (IOG) 4.0, yaitu menjamin kelestarian lingkungan. Artinya, melalui One Two Trees, seluruh pemangku kepentingan industri hulu migas berkontribusi menurunkan emisi karbon demi memastikan keberlanjutan lingkungan.

Peluncuran One Two Trees ditandai dengan penanaman 10 ribu pohon di Taman Mangrove Jakarta, Pantai Indah Kapuk, Sabtu (29/7). Kegiatan ini sekaligus merayakan Hari Mangrove Sedunia yang diperingati setiap 26 Juli.

Melalui program yang akan dilaksanakan hingga Oktober 2023 ini, seluruh perusahaan hulu migas menanam 2 juta pohon sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kegiatan eksplorasi dan produksi migas di Indonesia.

“Hari ini merupakan momen yang luar biasa karena industri hulu migas memiliki komitmen yang nyata dalam upaya memulihkan lingkungan. Sekaligus, menangkap emisi karbon melalui penanaman pohon,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam keterangan resminya, dikutip Minggu (30/7).

Setiap pekerja wajib menanam dua pohon. Dengan jumlah pekerja di industri hulu migas yang mencapai 42 ribu orang, maka potensi penanaman pohon mencapai lebih dari 84 ribu.

“Kami berharap Program One Two Trees dapat menjadi gerakan yang berkelanjutan, baik secara industri maupun individu. Sekaligus, memacu publik untuk secara sukarela melakukan langkah serupa,” ujar Dwi.

SKK Migas menargetkan penanaman pohon tahun ini mencapai 2 juta pohon. Angka itu meningkat dibanding realisasi penanaman pohon tahun lalu yang sebanyak 1,7 juta pohon, serta tahun 2021 yang sebanyak 1,2 juta pohon. Terus bertambahnya jumlah penanaman pohon menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan.

Hingga semester I 2023, industri hulu migas telah menanam 446 ribu pohon, atau sekitar 22 persen dari target. Potensi penyerapan emisi karbonnya mencapai 887 ribu ton CO2 per tahun.

Target penanaman 2 juta pohon akan direalisasikan melalui rehabilitasi daerah aliran sungai, program pengembangan masyarakat, program penghijauan pada buffer zone fasilitas produksi atau fasilitas pendukung, serta pemulihan lingkungan, termasuk lingkungan sekitar pekerja industri hulu migas.

Plt Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Dadan Kusdiana, mengapresiasi program ini. “Kita bersama-sama menyaksikan aksi nyata dari implementasi rencana strategis IOG 4.0. Ini adalah salah satu upaya bahwa industri hulu migas bisa berkontribusi terhadap penurunan emisi karbon,” ucapnya. 

Senada, Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dyah Murtiningsih, mendukung pelaksanaan Program One Two Trees.

Sebagai negara dengan hutan mangrove terbesar di dunia, yakni sekitar 3,6 juta hektare atau setara 23 persen hutan mangrove di dunia, Indonesia membutuhkan tindakan nyata pelestarian lingkungan.

“SKK Migas mempunyai komitmen membantu Indonesia dalam merehabilitasi mangrove setiap tahunnya. Kita semua memiliki langkah yang sama dalam memulihkan, meningkatkan, dan mempertahankan ekosistem mangrove secara bersama-sama,” papar Dyah.

Sementara itu, Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas Rudi Satwiko menambahkan, pihaknya akan melibatkan para pemangku kepentingan di daerah lain untuk mendukung Program One Two Trees. Dengan makin banyaknya pihak yang terlibat dalam program ini, maka kian banyak pula masyarakat yang turut peduli terhadap lingkungan.

Rudi pun memaparkan, industri hulu migas migas berperan penting dalam mendukung ketahanan energi dan pertumbuhan ekonomi nasional. Karena itulah, segala aktivitas industri harus memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan. Selain menanam pohon, SKK Migas telah melakukan sejumlah upaya untuk menekan emisi karbon.

Antara lain, melalui pilot project teknologi Huff and Puff serta inisiasi teknologi Carbon Capture Storage-Carbon Capture Utilization and Storage, manajemen penggunaan energi, pengurangan fugitive emission, zero routine flaring, serta formulasi kebijakan.

“Kolaborasi dan semangat gotong royong bersama seluruh pihak merupakan kunci dalam pengurangan emisi karbon di Indonesia, karena keberhasilan industri hulu migas adalah keberhasilan kita bersama,” tandas Rudi.