Usai Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menempatkan Erick Thohir diperingkat pertama kandidat cawapres, Indikator Politik Indonesia juga menempatkannya sebagai cawapres pilihan masyarakat Indonesia.
Erick mendapatkan 22,9 persen menggungguli Ridwan Kamil (20,1 persen) dan Sandiaga Salahuddin Uno (17,5 persen). Dari data yang dihimpun Indikator, Erick sangat diminati oleh calon pemilih generasi Millenials dan generasi gen Z.
Data dari Indikator menyebutkan 20,7 persen generasi milenial menyukai sosok Menteri BUMN tersebut, sedangkan Gen-Z yang menyukai Erick sebagai cawapres lebih besar lagi mencapai 26,5 persen.
Pengamat politik dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Leo Agustino berpendapat, Gen-Z dan milenial menyukai Erick lantaran mereka sangat realistis, terpelajar dan kerap mendapatkan informasi baik dari media masa maupun media sosial.
"Mereka tahu kiprah Erick baik sebagai Menteri BUMN dan juga ketua umum PSSI. Apalagi saat ini generasi Z dan milienial menyukai sepak bola,” tuturnya dalam siaran pers, Rabu (2/8).
Berbekal banyaknya informasi positif mengenai keberhasilan membenahi BUMN serta sepak bola di Indonesia, membuat generasi muda menilai sosok Erick Thohir dapat mengemban tugas lebih tinggi sebagai cawapres 2024.
Jika merujuk data Indikator, menurut Leo, elektabilitas Erick sangat terbuka untuk terus meningkat. Sebab popularitas nama Erick saat ini masih 68,7 persen dengan 86 persen menyukai sosoknya.
Leo mengimbuhkan, dengan besarnya masyarakat yang menyukai sosoknya maka potensi Erick untuk dapat maju sebagai cawapres dan memenangkan kontestasi Pilpres 2024 mendatang sangat besar.
"Pemilu masih jauh. Saya yakin kepopularan Erick dapat terus meningkat, bahkan bisa tembus hingga 90 persen. Apalagi Erick saat ini sangat diminati oleh calon pemilih generasi milenial dan Gen Z. Jumlah calon pemilih generasi millenials dan generasi Gen-Z saat ini merupakan yang terbesar," ucap Leo.
Leo melihat sampai saat ini Erick belum memaksimalkan mesin-mesinnya untuk mendongkrak kepopularitasnya baik di kalangan milenial dan generasi generasi z, maupun di segmen Baby Boomer serta Gen X.
Selain itu, Leo melihat Erick belum mengoptimalkan potensi suara pemilih dari luar Jawa dan kaum hawa. Tim Erick harusnya sudah mulai memperkenalkan Erick di luar Jawa dan kaum hawa.
"Saat ini pemilih luar Jawa yang digarap Erick baru di Minang, daerah lain belum tersentuh. Padahal potensi pemilih pemula di pedesaan sangat besar dan belum ada yang menggarap,” katanya.
Leo berpendapat, literasi anak muda di desa terhadap program dan keberhasilan kinerja Erick masih rendah. "Jika tim Erick Thohir bisa memperkenalkan dengan baik, saya yakin dia mampu membawa kemenangan bagi kandidat capres," katanya.
Berdasarkan simulasi pasangan capres dan cawapres yang dibuat Indikator, nama Erick selalu unggul. Melihat data dari Indikator tersebut, Leo percaya dipasangkan dengan Ganjar ataupun Prabowo, Erick bisa membawa kemenangan di Pilpres 2024.
Mengingat Erick Thohir dianggap tepat menjadi pendamping Ganjar maupun Prabowo maka Leo menilai, nantinya tinggal Erick yang akan menentukan akan berpasangan dengan siapa.