Gigabyte bekerja sama dengan Toshiba, Shell dan juga Distributor IT Wahana Piranti Teknologi, merilis mesin pendingin data center yang ramah lingkungan, yaitu Immersion Cooling.
Produk tersebut dirancang untuk menurunkan suhu komponen elektronik di dalam data center. Immersion Cooling bekerja dengan meredam komponen elektronik ke dalam cairan nonkonduktif seperti minyak.
Produk tersebut dapat secara signifikan meningkatkan efisiensi pendinginan, mengurangi penggunaan energi pendinginan data center. Dan tentunya ramah lingkungan karena sesuai dengan standar "net-zero emissions" global.
Hal itu sejalan dengan misi pemerintah Indonesia dalam mengurangi emisi karbon. Pasalnya, berdasarkan data yang dirilis World Resource Insitute (WRI), Indonesia menempati posisi ke-6 penyumbang emisi global terbesar di dunia, setelah Tiongkok, Amerika Serikat, India, Rusia, dan Jepang.
Selain itu, data menunjukan penggunaan data center memakan daya listrik besar dan menjadi salah satu penyumbang emisi karbon yang berdampak kepada kelestarian lingkungan. Berdasarkan data dari Climatiq Analysis, The Shift Project, Our Wolrd in Data, data center menyumbang 2,5 persen – 3,7 persen emisi karbon dunia, melebihi industri penerbangan (2,4 persen).
Direktur Penjualan Gigabyte Andy Neo menuturkan, seiring kemajuan teknologi maka kebutuhan daya untuk CPU meningkat dari 50 watt menjadi saat ini 400 watt. Begitu pula untuk GPU, dari 200 watt menjadi 700 watt.
“Pada masa mendatang, mungkin akan mencapai sekitar 1.000 watt untuk GPU. Jadi ini sebenarnya sesuatu yang menghabiskan banyak daya,” ucapnya dikutip dari siaran pers, Rabu (8/11).
Sejalan dengan permasalahan yang ada tersebut, kehadiran Immersion Cooling diyakini dapat menjadi jawaban dan solusi. Tidak hanya dalam hal efisiensi penggunaan energi tetapi juga pengurangan emisi global, serta meningkatkan pendinginan data center.
Immersion Cooling memenuhi spesifikasi EIA (Electronic Industry Alliance) dan OCP (Open Core Protocol), sehingga dapat meningkatkan implementasi pusat data yang berkepadatan tinggi dan berkomputasi tinggi.
Terobosan tersebut kini lahir di Indonesia melalui kerja sama Gigabyte, Toshiba, dan Shell dan dukungan dari distributor. Penggunaan teknologi immersion sudah ada di beberapa negara. Kini waktunya Indonesia mengkuti teknologi revolusioner ini, menggabungkan teknologi dengan konsep ramah lingkungan.
Immersion Cooling menawarkan one-stop-solution untuk pendinginan imersi single-phase dengan menggabungkan Immersion Tank, Immersion Ready Server, Coolant, dan Service.
Kombinasi keahlian di dalam komputasi berkinerja tinggi dan desain pendinginan dirancang untuk mengatasi hambatan termal, meningkatkan kinerja komputasi, memungkinkan implementasi yang mudah, serta memberikan fleksibilitas dalam peningkatan sistem.
"Salah satu pusat data, ketika mereka mulai melakukan apa yang disebut solusi imersi, sebenarnya mereka mengurangi emisi karbon. Ini adalah tanggung jawab semua orang, tidak hanya pada satu pusat data,” kata Andy.
Pada acara peluncuran Immersion Cooling, Gigabyte menyediakan Immersion tank and server, Hardisk yang disupport oleh Toshiba, dan Immersion Cooling Fluid yang terbuat dari gas alam dengan teknologi gas-to-liquid (GTL) dari Shell.
Tangki pendinginan imersi dilengkapi dengan sensor internal untuk memonitor suhu cairan di sekitar server secara aktif, sehingga menjamin efisiensi pendinginan yang optimal. Tangki-tangki ini dapat mengurangi konsumsi energi pusat data lebih dari 30 persen dan mencapai efisiensi penggunaan energi (PUE) di bawah 1,1.