Pemberdayaan Holding Ultra Mikro (UMi) yang mengintegrasikan layanan dari PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), Pegadaian, dan Permodalan Nasional Madani (PNM) mampu menyediakan akses keuangan kepada jutaan masyarakat.
Konsep holding tersebut diulas Majalah Harvard Business Review (HBR). Di dalam artikel HBR disebutkan, konsep Holding UMi disebut mampu menawarkan bantuan yang sangat diperlukan para pengusaha ultra mikro di Indonesia.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, Holding UMi kini menjadi sumber pertumbuhan baru karena BRI memiliki strategi mendorong nasabah untuk naik kelas, memperbesar customer base, dan melayani masyarakat dengan biaya seefesien mungkin.
Artikel tersebut juga menyoroti kondisi pemerataan ekonomi dan kesejahteraan di Indonesia. Hambatan yang paling jelas adalah kurangnya akses terhadap layanan keuangan formal disebabkan letak geografis calon nasabah yang berada di pedesaan, terpencil, dan tertinggal. Kondisi yang menantang membuat nasabah kesulitan mencapai akses terhadap modal yang biasa terdapat di kantor cabang bank.
Di sisi lain, kepercayaan masyarakat yang mengandalkan sumber pendanaan informal, seperti rentenir dan pinjaman pribadi nonbank, menjadi tantangan tersendiri. Faktor penghambat inklusi atau pemerataan keuangan di Indonesia, yakni cakupan layanan yang tidak merata dari lembaga keuangan formal, belum optimalnya peran agen keuangan dalam melayani nasabah, dan ketergantungan pada uang tunai yang membuat nasabah rentan terhadap ketidakadilan.
Melalui kehadiran Holding UMi yang dibentuk sejak 2021, akses terhadap pembiayaan dan pemberdayaan sosial di daerah terpencil semakin terjangkau. Umi juga mampu menghubungkan lebih banyak nasabah terhadap solusi bisnis yang mereka butuhkan, serta memperluas sektor pinjaman melalui strategi bank hybrid, yang menggabungkan kehadiran fisik dan kemampuan digital.
Saat ini, BRI melayani UMKM melalui jaringan lebih dari 7.000 cabang dan lebih dari 100.000 karyawan. Hampir 85 persen pinjamannya disalurkan ke portofolio UMKM, dengan nilai luar biasa sebesar USD67 miliar (setara Rp1.038 triliun).
Kemudian, Holding UMi juga dinilai berhasil menciptakan perjalanan terintegrasi dan komprehensif bagi para calon pengusaha ultra mikro atau UMKM. Mulai dari memberdayakan nasabah untuk menjadi wirausaha mandiri, mengintegrasikan mereka ke dalam komunitas dan rangkaian produk yang lebih luas, dan meningkatkan mereka ke tingkat layanan keuangan mikro ke level lebih tinggi.
“Kami memiliki journey pemberdayaan dan peningkatan kapabilitas nasabah UMi, yakni dengan tiga tahapan empower, integrate dan upgrade,” ujarnya.
Pertama, imbuh Sunarso, pemberdayaan dilakukan PNM dengan cara memberdayakan usaha kelompok masyarakat prasejahtera agar dapat menjadi wirausaha yang mandiri.
Pada fase pemberdayaan atau empower, PNM dan BRI berkolaborasi untuk membantu membimbing calon nasabah ultra mikro unbanked menuju kemandirian finansial. Khususnya wirausahawan yang berfokus pada perempuan dalam program pemberdayaan keuangan PNM MekaaR.
Pada fase integrasi (integrate), Pegadaian dan BRI menjawab kebutuhan pinjaman individu nasabah pada tahap berikutnya (unbanked to banked). Dengan pemberdayaan dan penguatan yang dimiliki, BRI kemudian menaikkelaskan nasabah ultra mikro ke segmen mikro.
Adapun beberapa produk dan fasilitas yang dapat dimanfaatkan nasabah dalam perjalanan untuk naik kelas seperti Mobile Banking khusus pelaku ultra mikro atau SenyuM Mobile, Sentra Layanan Ultra Mikro (Gerai SenyuM), Rekening Tabungan UMI (Simpedes UMI), Tabungan Emas, Gadai Emas, Pinjaman BRI, hingga PNM Mekaar.
Dampak Ultra Mikro terhadap Sosial Ekonomi
Sejak berdiri pada September 2021, hingga saat ini, Holding Ultra Mikro berhasil mengintegrasikan lebih dari 37 juta peminjam dan 165 juta rekening tabungan mikro di antara tiga perusahaan; BRI, Pegadaian, dan PNM.
Konsep tersebut meningkatkan kepuasan pelanggan dengan membantu 1 juta pelanggan ultra mikro beralih ke segmen mikro. Dengan begitu, UMi mampu mengurangi segmen ultra mikro yang belum terlayani di Indonesia dari 18 juta orang pada 2018 menjadi hanya sekitar 9 juta pada 2022.
“Program UMi berkontribusi terhadap peningkatan perekonomian Indonesia sekaligus memperluas inklusi keuangan dan memberdayakan nasabah melampaui batasan konvensional. Berpotensi memberikan manfaat bagi lembaga keuangan, serta menawarkan wawasan bernilai bagaimana nasabah di pasar negara berkembang lainnya,” tulis Harvard Business Review.
Artikel lengkap pemberdayaan Ekosistem Ultra Micro BRI di Harvard Business Review dapat diakses pada tautan berikut https://hbr.org/sponsored/2023/12/how-ultra-micro-holding-connects-finance-to-millions-in-indonesia.