Pemprov Jakarta Bangun Dua RS Internasional, Warga Harap Akses Kesehatan Merata
Rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk membangun rumah sakit bertaraf internasional mendapat sambutan positif dari masyarakat. Mereka menilai kehadiran rumah sakit bertaraf internasional akan memberikan banyak manfaat pada bidang layanan kesehatan.
“Selama ini kan fasilitas kesehatan dengan layanan sekelas internasional masih banyak terkonsentrasi di Jakarta Pusat dan Selatan ya. Kalau ada rumah sakit baru di (Jakarta) Barat dan Timur, akses masyarakat terhadap layanan kesehatan berkualitas tinggi akan lebih merata,” tutur Rachel (25) warga Jakarta Timur, kepada Katadata, Jumat (31/10).
Lebih lanjut ia berharap rumah sakit bertaraf internasional dari Pemprov DKI Jakarta dapat diakses semua kalangan.
“Harapan saya, rumah sakit tersebut tidak hanya fokus pada kemewahan, tapi juga pada kualitas pelayanan dan profesionalisme tenaga medisnya. Lebih baik lagi jika rumah sakit itu juga menyediakan layanan yang terjangkau bagi masyarakat menengah agar manfaatnya bisa dirasakan lebih luas,” imbuhnya.
Hal senada disampaikan Adinda (35). Menurutnya, kehadiran rumah sakit baru bertaraf internasional akan memudahkan masyarakat mengakses fasilitas kesehatan.
“Menurut saya bagus sih kalau Jakarta punya RS internasional, jadi warga gak perlu pergi jauh-jauh ke luar negeri ya buat dapat layanan medis yang berkualitas,” tutur warga Grogol, Jakarta Barat tersebut.
Seperti Rachel, ia berharap agar rumah sakit bertaraf internasional ini nantinya tidak hanya fokus pada ketersediaan fasilitas canggih, tapi juga pelayanan profesional dari tenaga kesehatan.
Saat ini di DKI Jakarta terdapat 190 rumah sakit yang terdiri atas rumah sakit vertikal milik Kementerian Kesehatan, RSUD, rumah sakit milik BUMN, rumah sakit TNI dan POLRI, serta rumah sakit swasta.
Secara umum, rasio tempat tidur rumah sakit telah melampaui ketentuan WHO. Rasionya 2,6 per 1.000 penduduk, sementara standar WHO adalah 1 per 1.000 penduduk.
Rencana Pembangunan Dua RS Internasional
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung mempercepat rencana pembangunan rumah sakit bertaraf internasional di lahan sebelah RS Sumber Waras, Jakarta Barat. Rencana ini telah disepakati Pramono Anung dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai keduanya bertemu di Kantor Kementerian Kesehatan, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Selasa (28/10).
“Saya bersama Menteri Kesehatan telah berdiskusi beberapa hal terkait pemanfaatan lahan Sumber Waras. Tanah milik Pemprov DKI Jakarta telah diselesaikan (permasalahannya) yang pernyataannya telah disampaikan oleh KPK dan tentu finalnya nanti di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),” kata Pramono.
Pramono menjelaskan, rumah sakit bertaraf internasional tersebut akan dibangun di atas lahan seluas 3,6 hektare di kawasan Sumber Waras. Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan dua usulan pelaksanaan pembangunan.
Usulannya meliputi pembangunan rumah sakit internasional di lahan Sumber Waras dapat ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 42 Tahun 2021 tentang Kemudahan Proyek Strategis Nasional dan pembangunan akan dilakukan oleh Pemprov DKI dengan dukungan fasilitas dari Kementerian Kesehatan.
“Kami berharap pembangunan rumah sakit ini dapat masuk ke dalam daftar PSN (Proyek Strategis Nasional). Tentunya, mekanisme yang akan dilakukan adalah Pemprov DKI yang akan bangun rumah sakit tersebut, namun kami berharap penyediaan peralatan medis berstandar internasional dapat dibantu oleh Kementerian Kesehatan,” ujar Pramono.
Sebelumnya pada Agustus lalu Pramono didampingi oleh Menteri Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno meluncurkan inisiasi pembangunan Rumah Sakit (RS) Royal Batavia Cakung, di kawasan Superblok Cakung Barat Terpadu, Jakarta Timur.
Pramono berharap pembangunan rumah sakit bertaraf internasional ini bisa menjadi contoh bagi rumah sakit pemerintah daerah lainnya di Indonesia.
Rumah Sakit Royal Batavia nantinya akan berdiri di atas lahan seluas hampir 2 hektar, dengan tinggi 13 lantai dan 282 kamar rawat inap. Rumah sakit ini juga akan mengusung desain bangunan ala Betawi dan diproyeksikan selesai pada tahun 2027.