Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) menjadi bencana yang rutin terjadi di Indonesia tiap tahun. Sepanjang tahun ini, hingga Agustus tercatat 135,7 ribu hektare area hutan dan lahan yang terbakar. Kalimantan dan Sumatera merupakan dua wilayah yang paling banyak terdapat titik panas.
Berdasarkan data SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, selama periode 16-22 Agustus saja terdapat 999 titik panas. Di Kalimantan terdapat 480 titik panas, sementara Sumatera sebanyak 467 titik panas.
Peneliti Harvard University, Tianjia Liu memperkirakan potensi kematian dini yang disebabkan karhutla menyentuh 36 ribu jiwa per tahun. Jika karhutla tak segera diatasi, potensi ini terjadi pada 2020-2029.
“Ini dampak dari aktivitas kebakaran di Indonesia yang menghasilkan asap ekstrem dan besar,” ujarnya di Jakarta, Selasa (13/8).