Gardu induk (GI) dengan kapasitas 150 kilo Volt (kV) resmi dioperasikan pada 24 Agustus 2018 di Papua. Infrastruktur kelistrikan terbesar di wilayah Papua ini berfungsi untuk mengoptimalkan penyaluran listrik di kawasan Papua dan Papua Barat. Sebelumnya, daerah ini hanya memiliki GI Jayapura dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) berkapasitas 70 kV yang berlokasi di Holtekamp, Jayapura.
Pembangkit listrik berkapasitas 150 kV yang diresmikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno ini terdiri dari tiga sistem yakni GI 150 Kv Jayapura, GI 150 kV Holtekamp, dan SUTT 150 Kv Holtekamp-Jayapura. Ketiga infrastruktur baru garapan Perusahaan Listrik Negara (PLN) tersebut diharapkan dapat menaikkan rasio elektrifikasi di Papua dan Papua Barat serta mengaliri listrik di sekitar 1.200 desa.
(Baca juga: Jonan Minta BPS Ubah Cara Menghitung Rasio Elektrifikasi)
Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan, rasio elektrifikasi di Papua dan Papua Barat terus meningkat dari tahun ke tahun. Kendati demikian, rasio elektrifikasi kedua provinsi paling timur di Indonesia ini masih merupakan yang terendah. Terkait hal itu, PLN menargetkan rasio elektrifikasi di Papua mencapai 77,7 persen dan Papua Barat mencapai 93,6 persen pada 2019.
Selain meningkatkan rasio elektrifikasi, pembangunan GI raksasa ini diharapkan dapat mendongkrak manfaat ekonomi bagi Papua dan Papua Barat. Seiring kondisi kelistrikan membaik, Bursa Efek Indonesia (BEI) Kantor Perwakilan Jayapura menargetkan 2.000 investor baru akan datang ke wilayah ini pada 2018. Dengan demikian, pembangunan GI ini dapat mendongkrak kesejahteraan masyarakat Papua.