Indonesia - Malaysia Dalam Jerat Subsidi

Penulis:
Editor: Arsip
1/12/2014, 10.47 WIB

KATADATA ? Kebijakan subsidi bahan bakar minyak Malaysia kerap menjadi referensi bagi pengamat, media, dan politisi Indonesia ketika terjadi wacana pemangkasan subsidi di Tanah Air. Harga yang lebih murah di Malaysia selalu menjadi justifikasi para penentang pemotongan subsidi di Indonesia.

Kalau berpatokan pada harga semata, jelas harga BBM di Indonesia pasca pemangkasan subsidi menjadi lebih mahal dibanding Malaysia. Tapi, besaran subsidi yang digelontorkan pemerintah Malaysia sesungguhnya lebih kecil dibanding Indonesia. Hal ini disebabkan konsumsi Malaysia lebih sedikit karena jumlah penduduknya jauh di bawah Indonesia.

Lebih jauh, produksi minyak negeri jiran ini juga jauh lebih besar dari Indonesia, dan Malaysia masih berstatus sebagai net eksportir. Sementara Indonesia sudah menjadi pengimpor murni sejak 2008 lalu.

Dalam hal subsidi, pemerintah Malaysia pun kian kedodoran membakar uang, walau Oktober lalu besaran subsidi sudah dipangkas, Oleh sebab itu, per 1 Desember 2014, pemerintah Najib Razak akan menghapus subsidi dan penentuan harga mengikuti mekanisme pasar.

Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengatakan, penghapusan subsidi BBM disebabkan terjadinya defisit anggaran, hal yang serupa terjadi di Indonesia. Dengan penghapusan subsidi Najib berharap defisit anggaran akan berkurang dan menghilang pada tahun 2020.

Seperti halnya di Indonesia, pemangkasan subsididi Malaysia juga terjadi manakala harga minyak dunia melemah. Negara lain yang juga mengambil langkah serupa adalah India, yang kekuatan ekonominya jauh lebih besar dari Indonesia.

Reporter: Muhammad Kahfi