KATADATA ? Tren penurunan nilai tukar rupiah terus berlanjut sejak lima tahun terakhir dipicu oleh defisit transaksi berjalan yang terus mengancam perekonomian Indonesia. Bahkan, pekan lalu, kurs rupiah menembus level Rp 12.006 per dolar AS, posisi terendah dalam setahun terakhir.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengungkapkan pelemahan kurs rupiah disebabkan oleh neraca pembayaran Indonesia yang belum sehat. Data Bank Indonesia menunjukkan pelemahan rupiah terjadi sejak transaksi berjalan mengalami defisit pada kuartal IV 2011.
Pemicu utama dari defisit transaksi berjalan tersebut adalah defisit perdagangan migas yang disebabkan oleh semakin tingginya impor minyak. Kondisi ini tercermin dari transaksi berjalan yang terus defisit dalam 11 kuartal terakhir. ?Untuk mengatasinya, subsidi bahan bakar minyak (BBM) harus dikurangi dengan cara menaikkan harga BBM,? kata dia.
Ekonom Faisal Basri menekankan faktor utama penyebab pelemahan nilai tukar rupiah adalah defisit transaksi berjalan, bukan kebijakan bank sentral Amerika Serikat. Kebijakan The Fed tidak terlalu mempengaruhi investor asing. Itu terbukti dari semakin tingginya investasi asing secara langsung serta kenaikan indeks harga saham gabungan dalam empat tahun terakhir. "Jadi, yang harus diatasi adalah persoalan defisit transaksi berjalan."