Kinerja industri manufaktur Indonesia mulai menunjukkan perbaikan. Pada awal Covid-19 merebak di Indonesia, kinerja manufaktur Indonesia yang dapat dilihat dari Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur semakin menurun hingga titik terendah pada April 2020.

Namun setelah itu, PMI Manufaktur Indonesia menunjukkan perbaikan, terutama setelah dilakukan pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Per Agustus 2020, PMI Manufaktur Indonesia naik 8,3% dari bulan sebelumnya dengan nilai 50,8. Aktivitas manufaktur dinyatakan tumbuh positif jika nilai indeks di atas 50.

Perbaikan aktivitas manufaktur Indonesia didorong dari peningkatan produksi dan pesanan baru. Selain itu, pelonggaran PSBB meningkatkan kepercayaan bisnis dan mendorong perbaikan aktivitas ekonomi secara berkala. Operasi bisnis juga terus meningkat di tengah upaya adaptasi kebiasaan baru dan pemberlakuan protokol kesehatan. Namun di sisi lain, ketenagakerjaan masih tertekan di tengah upaya pengendalian ongkos perusahaan.

Sektor manufaktur merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Pada kuartal II-2020, kontribusinya mencapai 20% terhadap PDB dan menyumbangkan 18,5 juta tenaga kerja. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, peningkatan kinerja manufaktur merupakan sinyal positif bagi prospek pemulihan ekonomi Indonesia. “Diharapkan, tren pemulihan ini akan terus berlanjut.”