Sebuah informasi beredar di media sosial bahwa peningkatan kadar limfosit, atau limfositosis, setelah vaksinasi Covid-19 bisa mengakibatkan kematian. Namun, berdasarkan penelusuran Katadata.co.id, kenaikan ini tidak berakibat fatal. (Baca: Tanda-tanda Pemicu Gelombang Kedua Covid-19 di Indonesia)

Limfosit berfungsi sebagai pembentuk sistem kekebalan tubuh manusia. Sel ini terdiri dari dua jenis, yakni limfosit B untuk memproduksi antibodi dan limfosit T untuk membunuh sel yang terpapar virus. Kadar normal limfosit maksimal sebanyak 3.000/mikroliter darah untuk orang dewasa dan 9.000/mikroliter darah untuk anak-anak. (Baca: Mimpi Buruk Gelombang Kedua Covid-19 di India)

Peningkatan kadar limfosit bisa terjadi karena gangguan autoimun, infeksi virus atau bakteri, kanker darah, atau penyakit lainnya. Vaksinasi corona juga menyebabkan kenaikan limfosit, yang bertujuan mengenali antigen virus dan membentuk antibodi. Karena itu, limfositosis tidak berakibat pada kematian, tetapi justru akan mengurangi keparahan jika terinfeksi virus.

Dengan begitu, Katadata.co.id berkesimpulan informasi yang menyebutkan peningkatan kadar limfosit setelah vaksinasi Covid-19 bisa mengakibatkan kematian adalah keliru. (Baca: Kasus Covid-19 di Kantor Marak Lagi)

Konten cek fakta ini kerja sama Katadata dengan Google News Initiative untuk memerangi hoaks dan misinformasi vaksinasi Covid-19 di seluruh dunia.