PLN terus berupaya meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) dalam penyediaan tenaga listrik. Salah satu upayanya dengan metode co-firing atau penggantian sejumlah bahan bakar batu bara dengan biomassa untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Komposisi sumber energi pada PLTU ialah 10 persen biomassa (woodchip dan pellet sampah) dan 90 persen batu bara. Dengan metode co-firing, PLN berupaya mengurangi emisi karbon yang lepas ke udara. Hal tersebut sebagai upaya untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim.
Sampai dengan September 2021, metode ini telah diimplementasikan di 20 PLTU dengan total pemakaian biomassa sebesar 149.466 ton. Sementara listrik yang dihasilkan sebesar 139,5 GWh. Ke depannya, penerapan metode co-firing ditargetkan meliputi 52 PLTU pada 2025 dengan produksi listrik sebesar 10.601 GWh.
Untuk memenuhi kebutuhan biomassa, PLN bekerja sama dengan badan usaha milik negara (BUMN), badan usaha milik daerah (BUMD), dan kelompok masyarakat. Hal ini diharapkan dapat sekaligus memberdayakan dan menggerakkan roda ekonomi masyarakat.