Semakin cepatnya laju disrupsi atau perubahan digital dalam beberapa tahun terakhir menuntut generasi muda untuk mempersiapkan diri dan melakukan penyesuaian.
“Generasi muda Indonesia harus bisa mengisi perubahan digital, kalau tidak, diisi orang lain,” kata Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Jumat (27/5).
Erick berkaca pada kondisi disrupsi digital yang sudah terjadi dan secara bertahap masuk ke Indonesia. Menurut dia, digitalisasi akan memacu generasi muda untuk aktif agar tidak lantas dikuasai oleh produk asing,
Erick juga menyebut setidaknya Indonesia sudah menghadapi tiga gelombang disrupsi digital. Pertama, hadirnya media online. Kemudian gelombang kedua ditandai dengan hadirnya beragam aplikasi mobile yang dapat diakses dari gawai. Saat ini, Indonesia sedang menuju gelombang ketiga, yaitu hadirnya metaverse atau konsep dunia virtual.
Kabar baiknya, mayoritas generasi muda Indonesia sudah terpapar teknologi, setidaknya internet. Data survei Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama UNICEF menunjukkan 98 persen anak dan remaja (10-19 tahun) tahu tentang internet dan 79,5 persen di antaranya pengguna internet.
Hal ini menujukkan peluang pengembangan kemampuan digital generasi muda di Indonesia. Langkah konkret terkait hal tersebut sudah dipraktikan BUMN, PT Telkom Indonesia baru-baru ini menyalurkan perangkat komputer untuk satu sekolah di Sumatera Utara.
Bersamaan dengan itu Menteri Erick juga menyerahkan sarana dan fasilitas komputer dalam upaya mewujudkan digitalisasi pendidikan di lokasi lain.
(Tim Riset Katadata)