Pertamina tidak memakai cara “business as usual” dalam menjalankan program dekarbonisasi sebagai upaya untuk mencapai target Net Zero Emission pada 2060. Pada 2025, perusahaan menargetkan pengurangan emisi karbon ~3 juta tCO2e per tahun sedangkan pada 2060 diproyeksikan ~27 juta tCO2e per tahun.
Inisiatif dekarbonisasi dilakukan di berbagai lini bisnis Pertamina. Di sektor hulu misalnya, terkait elektrifikasi dan energi terbarukan, perusahaan melakukan pemasangan instalasi tenaga surya dan baterai, proses elektrifikasi panas dengan tenaga surya, peralihan ke listrik hijau, dan peggunaan motor listrik penggerak turbin gas mekanik (solar).
Adapun di sektor pengilangan dan petrokimia, dilakukan berbagai inisiatif sepeti pemanfaatan hydrogen biru/hijau, penggunaan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) pada proses pemanasan, hingga menerapkan CCS pada katel uap.
Selain itu, terkait elektrifikasi dan energi terbarukan dilakukan pemasangan instalasi tenaga surya dan baterai, proses elektrifikasi panas dengan tenaga surya, hingga elektrifikasi katel uap dengan tenaga surya.
Proyeksi total capital expenditure (capex) dari aset yang beroperasi untuk inisiatif dekarbonisasi mencapai US$25 miliar-US$30 miliar.