Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) merilis laporan Future of Jobs Report edisi 2023. WEF menyatakan, pasar tenaga kerja mengalami disrupsi karena dampak dari tren ekonomi, geopolitik, adaptasi teknologi, dan pandemi.
Sejak meluncurkan kajian serupa empat tahun lalu, organisasi nonprofit yang berkantor di Jenewa, Swiss tersebut berupaya menyediakan wawasan mengenai perubahan pasar tenaga kerja.
Laporan WEF menggarisbawahi dua fenomena paling berdampak terhadap dunia profesional, yakni transformasi digital pada bisnis, serta penerapan prinsip berkelanjutan dalam kaidah ESG (environmental, social, dan governance).
Alhasil, pelbagai tren tersebut mengakibatkan pergeseran kebutuhan baik keterampilan maupun pekerjaan pada masa mendatang. Menurut WEF, perubahan skill dan pekerjaan ini dapat terjadi pada rentang 2023 sampai 2027.
Di dalam laporannya, Forum Ekonomi Dunia menyatakan, analytical skill termasuk keterampilan yang mesti dimiliki pekerja saat ini. Perusahaan juga memprioritaskan pekerja dengan kemampuan, seperti berpikir kreatif; ulet, fleksibel, dan lincah, serta rasa ingin tahu dan minat belajar yang tinggi.
WEF menggarisbawahi pula perusahaan akan melirik pekerja dengan kemampuan di bidang AI dan Big Data. Maka, tak heran jika pekerjaan masa depan juga berhubungan dengan teknologi tersebut, seperti Spesialis AI dan Pembelajaran Mesin, Spesialis Big Data, dan Data Analysts/Scientists.
Untuk mendorong pengembangan keterampilan digital, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggelar program Digital Talent Scholarship (DTS). Program ini memiliki beberapa akademi, di antaranya Professional Academy, Digital Entrepreneurship Academy, Fresh Graduate Academy, dan Vocational School Graduate Academy.
Menurut data Badan Litbang SDM Kominfo, sejak 2020 sampai 2022, pemerintah melatih sebanyak 424.390 peserta. Dari jumlah ini, sebanyak 311.330 peserta, atau sekitar 73,36 persen, telah menuntaskan pelatihan hingga mendapatkan sertifikasi completion.
Melansir Antara, Jumat (2/6), Kearney Indonesia, perusahaan konsultan manajemen bisnis, menyatakan bahwa inisiatif DTS oleh pemerintah dapat membekali tenaga kerja dengan keterampilan digital yang dibutuhkan. Indonesia pun dikatakan lebih siap bersaing di pasar global, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Publikasi informasi terkait keterampilan digital atau digital skill selaras dengan bergulirnya Indonesia Makin Cakap Digital. Program literasi digital dari Kemenkominfo ini bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat seputar digitalisasi yang berlangsung di Tanah Air.