Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berencana bekerja sama dengan Starlink untuk menyediakan akses internet di bagian timur Indonesia. Layanan ini akan menyasar desa terpencil dan tertinggal.
Salah satu pertimbangan pemerintah menggunakan Starlink karena biaya layanan yang relatif rendah. Hal tersebut dapat terjadi karena teknologi yang digunakan adalah satelit orbit rendah.
Pada pertengahan Agustus lalu, Luhut menyebut perusahaan milik Elon Musk tersebut memiliki sekitar 60 ribu satelit kecil yang ada di orbit rendah. Sejalan dengan rencana itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga akan menggandeng Starlink untuk menyediakan akses internet di Puskesmas di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar alias 3T.
Langkah itu mendapat sorotan dari sejumlah perusahaan internet dan telekomunikasi di Indonesia. Presiden direktur dan CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan kehadiran Starlink akan mengakibatkan para operator seluler nasional tidak mendapatkan level playing field yang sama.
Starlink sebetulnya sudah masuk ke wilayah Indonesia. Namun, bukan untuk melayani pelanggan ritel, tetapi digunakan untuk keperluan internal lewat PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) pada 15 Juli hingga 31 Agustus 2022 lalu.
Berdasarkan data Speedtest Global Index edisi Juli 2023, kecepatan internet di Indonesia untuk mobile berada di peringkat 96 dari 143 negara. Kecepatan unduhnya sebesar 24,21 Megabit per detik (Mbps), kecepatan unggah 13,38 Mbps, dan latensi 27 milidetik (ms).
Sedangkan untuk kecepatan internet fixed broadband berada di peringkat 122 dari 182 negara. Kecepatan unduhnya sebesar 27,11 Mbps, kecepatan unggah 14,69 Mbps, dan latensi 7 ms.