4 Contoh Teks Drama Singkat Berbagai Tema

freepik
Ilustrasi, drama singkat.
Penulis: Tifani
Editor: Agung
3/8/2023, 09.45 WIB

Drama merupakan cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater. Dalam pertunjukan drama, peran naskah drama sebagai panduan jalan cerita sangatlah penting.

Melansir dari e-modul Kemdikbud Seni Budaya Teater Paket C Setara SMA/MA gubahan Drs. M.Sinar Hadi S, naskah drama juga diartikan sebagai teks yang berisi cerita dengan mengutamakan ucapan-ucapan para pemerannya (dialog) untuk menyampaikan isi drama tersebut.

Contoh Teks Drama Singkat

Ilustrasi Contoh teks drama (Freepik)

Susunan dan bentuk teks drama berbeda dengan naskah cerita lain seperti cerpen maupun novel. Dalam hal ini, naskah drama itu berfokus pada dialog antar tokohnya.

Sebab, jalan cerita pada naskah drama biasanya akan tersampaikan dengan dialog antar pemainnya. Agar lebih paham, berikut contoh teks drama singkat yang dikutip dari laman ruangguru.com.

1. Contoh Teks Drama Singkat tentang Keluarga

Judul: Pilihan Anak

Ari sudah memasuki kelas 3 SMA dan sebentar lagi akan melanjutkan kuliah. Suatu sore, Ari berbincang-bincang dengan ayah, ibu, dan neneknya di ruang tamu.

Mereka menanyakan keputusan Ari untuk memilih jurusan kuliah. Baik sang ayah dan ibu Ari ternyata memiliki pilihan jurusan masing-masing dan tak mau memperhatikan keinginan Ari pribadi.

Ayah: Jadi, sudah kamu pikirkan masak-masak kamu mau melanjutkan kuliah di jurusan apa?

Ari: Sudah, Yah.

Ibu: Jadi, kamu mau kuliah jurusan apa, Nak? (datang ke ruang tamu sambil menghidangkan teh untuk ayah dan nenek Ari).

Ari: Ari inginnya kuliah jurusan seni.

Ayah: Apa? Kamu ingin kuliah seni? Mau jadi apa nanti kamu setelah lulus kuliah?

Ibu: Iya, kamu mau kerja apa setelah lulus nanti? Kuliah itu jangan cuma cari senangnya saja. Perhatikan juga masa depan kamu nantinya.

Nenek: Kenapa kok Ari ingin kuliah jurusan seni?

Ari: Ari ingin mengembangkan bakat Ari jadi pelukis, Nek.

Ibu: Itu kan bisa kamu lakukan tanpa harus kuliah. Kamu bisa sering melukis sambil kuliah jurusan yang lain (menampakkkan wajah kesal).

Ayah: Benar kata ibu kamu. Dengarkan itu Ari! Ayah tak mau membiayai kuliah kamu jika kamu memilih jurusan seni. Ayah maunya kamu kuliah jurusan ekonomi.

Ari: Tapi, Yah?...

Ibu: (memotong kata-kata Ari) Sudah, Ibu juga maunya kamu nanti setelah kuliah bisa bekerja di kantor. Lihat sekarang ini, mana ada pelukis yang hidupnya sejahtera?

Nenek: Ayah dan Ibu kamu memang ada benarnya Ari. Pikirkan lagi masak-masak. Jangan sampai kamu menyesal. Soal bakat, kamu bisa mengasahnya di luar jurusan kuliah.

Ayah: Nah, itu dia. Nanti kan kamu bisa ikut kegiatan kampus yang bertema seni.

Ari: Baik ayah, akan Ari pikirkan lagi nanti (menunduk lesu sambil merenung).

2. Contoh Teks Drama Singkat tentang Sosial

Ilustrasi Contoh teks drama (freepik)

Judul: Impian Masa Depan

Suatu ketika, empat orang sahabat sedang berkumpul untuk membicarakan mengenai rencana mereka di masa depan. Mereka terlibat dalam pembicaraan yang cukup serius.

Toni: Nanti kalau kalian misalnya dihadapkan dua pilihan, kerja di perusahaan besar, tapi gajinya kecil, atau kerja di perusahaan kecil, tapi gajinya besar. Kalian lebih pilih yang mana?

Linda: Yaa kalau aku pilih yang di perusahaan kecil, tapi gajinya besar.

Norman: Aku tak setuju! Lebih baik di perusahaan besar, ya, walaupun gajinya kecil. Kalau kita bekerja di perusahaan besar, masa depan kita lebih terjamin pastinya.

Toni: Kalau kamu bagaimana, Am?

Ami: Kalau aku sih yang penting potensi ke depannya baik. Tak apa-apa sementara gaji kecil, tapi asalkan nanti ke depannya bisa cukup menjanjikan bagiku.

Toni: Itu artinya kamu memilih bekerja di perusahaan besar daripada perusahaan kecil kan? (sambil menunjuk Ami).

Ami: Iya benar!

Norman: Kalau kamu sendiri Ton?

Toni: Ya kalau aku kurang lebih sama dengan pilihan Ami. Kita kan lihat keberlanjutan nantinya di masa depan. Kalau gaji kita besar, tapi tidak ada keberlanjutan jenjang kariernya, buat apa juga? (menengadahkan tangan sambil menggelengkan kepala).

Norman: Iya benar juga sih kata kamu. Paling penting itu jenjang karier masa depan nanti.

Linda: Iya sepertinya sih pilihan yang paling tepat ya memikirkan efek jangka panjangnya. Buat apa gaji besar tapi hanya sementara. Lagi pula, perusahaan kecil juga lebih rawan bangkrut kan?

Ami: Oke, sekarang kan kita sudah tahu apa efek memilih pekerjaan ke depannya. Jadi nanti waktu kita melamar kerja setelah lulus, kita harus pertimbangkan dulu untung ruginya buat masa depan kita.

Norman dan Toni: Siippp!

3. Contoh Teks Drama Singkat tentang Sosial

Judul: Si Bedul

Pagi Senin yang cerah, semua siswa-siswi sudah merapikan barisan di lapangan untuk mengikuti kegiatan upacara bendera. Bedul anak laki-laki yang duduk dengan Fitri langganan telat masuk sekolah.

Pagi senin itu Aji meminta Fitri untuk memberi peringatan kepada Bedul supaya ia tidak nyumput di kelas saat kelas sedang tidak ada penghuni. Di pertengahan upacara, Mey merasa kurang fit, jadi ia memilih pergi ke UKS.

Selesai upacara Fitri selaku bendahara kelas menangis saat membuka tas dikarenakan uang kas yang tersimpan di dalam tasnya hilang.

Aji: Jangan nangis Fit, nanti gua kasih tahu wali kelas kita.

Fitri: Jangan Aji.

Aji: Loh kenapa jangan Fit?

Fitri: Coba kita cari dulu, sebelum anak kelas kita tercemar namanya, Bedul tadi pas upacara lo ngumpet di kelas kan?

Bedul: Lo nuduh gua?

Fitri: Gue gak nuduh lo, gue mau nanya ada anak lain masuk kelas ini gak tadi?

Bedul: Udah lah Fit, lo nuduh gua kan?

Tres: Kok lo sensi Dul, Kenapa juga lo ngumpet di kelas tiap upacara kan nyurigain, kalau lo emang gak ngambil lo bisa santai.

Bedul: Kalau lo pada nuduh gua, periksa noh tas gua.

Fitri: Gak usah nyudutin siapa-siapa, nanti biar gue sendiri yang ganti.

Rindy: Bukan salah lo Fit, kelas ini emang keknya ada yang mau jadi maling.

Seketika Bedul membuka bajunya serta ia kibaskan, selain empat keping uang koin Rp. 1000 tidak ada lagi yang jatuh, ia lempar isi semua tasnya, tapi nihil tak lain yang jatuh hanya buku dan pena.

Bedul: Lo pada boleh hina gua karena gua miskin, tapi orang tua gua gak ngajarin gua maling.

Selang beberapa hari yang mencuri uang kas ternyata adalah Mey. Setelahnya Bedul tidak pernah datang lagi ke sekolah karena merasa sangat bersalah. Mey mendatangi Bedul yang sedang berjualan koran sehingga mau kembali lagi bersekolah.

4. Contoh Teks Drama Singkat tentang Sosial

Ilustrasi Contoh teks drama (Freepik)

Judul: Beratnya Hidup di Ibu Kota

Di pagi hari, Shinti dan Adi mengunjungi lokasi perkampungan kumuh. Mereka membawa buku dan alat-alat untuk mengajar anak-anak kampung di sana. Tujuannya, agar mereka bisa membaca dan menulis sesuai dengan program Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) mereka.

Ketika sampai di sana, Shinti pun bergegas untuk mendekati kerumunan ibu-ibu yang sedang mencuci di pinggir sungai.

Shinti: "Assalamualaikum ibu-ibu.."

Ibu-ibu: "Waalaikumsalam neng"

Adi: "Bu, sesuai dengan apa yang sudah kita bicarakan kemarin, kali ini saya dan Shinti datang ke sini untuk mengajari anak-anak ibu belajar membaca dan menulis"

Titi: "Alaa mas mas..mbok biar anak-anak kerja dulu cari rongsokan atau ngamen. Mereka juga harus makan, lumayan hasilnya bisa buat tambah beli makan mereka juga"

Yaya: "Iya... toh bisa membaca dan menulis tidak jaminan mereka bisa jadi orang yang kerja di kantoran... lebih baik kerja begini"

Shinti: "Ibu-ibu, anak-anak itu berhak untuk bisa menulis dan membaca"

Yaya: "Memangnya kalau bisa baca tulis bisa otomatis kenyang? nggak perlu kerja cari duit?

Shinti dan Adi pun sontak saling berpandangan, karena mereka berdua kaget dengan reaksi ibu-ibu di kampung tersebut.

Adi: "Memang... dengan bisa membaca dan menulis tidak membuat anak merasa kenyang sekarang. Tapi dengan bisa baca tulis itu akan membuat anak +anak ibu bisa memiliki kehidupan yang lebih layak dan baik dari kehidupan ibu-ibu sekarang.

Shinta: "Mosok ibu-ibu mau anaknya jadi pemulung dan pengemis juga nanti kalau sudah besar? Tidak kan?

Setelah mendengar pernyataan Adi dan Shinti, ibu-ibu pun terdiam. Tak lama kemudian Ibu Yaya menghampiri mereka setelah mendengar percakapan tadi.

Yaya: "Benar juga sih, apa yang dibilang mbak dan mas nya tadi. Kalau bisa baca tulis mungkin anak kita nanti hidupnya lebih enak. Nggak dibohongi orang terus. Biarlah anak-anak kalian belajar. Toh tugas mencari uang kan sudah menjadi tugas orang tua. Lagian, dengan menyuruh anak-anak bekerja sekarang, tidak membuat kalian menjadi kaya kan?"

Ibu-ibu pun berubah pikiran, kemudian mereka berteriak memanggil anak-anak yang akan belajar. Akhirnya, setelah anak-anak sudah terkumpul semua, proses belajar mengajar pun dimulai.