Sholat istisqa adalah sholat sunnah yang dilaksanakan ketika suatu daerah mengalami kekeringan panjang. Sholat ini dilakukan dengan tujuan untuk meminta hujan sebagai berkah kepada sang kuasa Allah SWT.
Dikutip dari buku Kitab Shaat Empat Mazhab susunan Syeikh Abdurrahman Al-Jaziri, istisqa berasal dari bahsa Arab yang artinya meminta hujan. Sementara menurut syariah, istisqa adalah permohonan hujan kepada Allah SWT yang dipanjatkan ole seorang hamba yang sangat membutuhkan.
Shalat ini dapat dikerjakan sebanyak dua rakaat, baik di dalam masjid maupun tanah lapang. Selain itu, sholat sunnah ini juga dianjurkan bila ada kondisi tertentu.
Contohnya, ketika seseorang berada di tempat yang sumur atau aliran sungainya tidak bisa digunakan untuk minum atau ada air di suatu tempat tapi tidak mencukupi kebutuhan.
Sama seperti sholat sunnah lainnya, terdapat tata cara pelaksanaan sholat istisqa yang bisa diikuti umat Muslim. Berikut ulasannya di bawah ini.
Tata Cara Sholat Istisqa
Dikutip dari buku Tata Cara Shalat Lengkap yang Dicintai Allah dan Rasulullah yang ditulis oleh Yoli Hemdi, berikut tata cara shalat istisqa.
- Sholat Istisqa dilakukan secara berjamaah tanpa didahului oleh adzan atau iqamah.
- Takbiratul ihram bersamaan dengan membaca niat sholat.
أصلى شئة الاستسقاء ركعتين (إمامه مأموما) لله تعال.
Ushallii sunnatal istisqa-i rak'ataini (imaman/ma'muuman) lillahi ta'ala.
Artinya: "Saya berniat shalat sunnah istisqa' dua rakaat (sebagai imam/ makmum karena Allah Ta'ala."
- Shalat istisqo dilakukan dengan tujuh kali takbir pada rakaat pertama dan lima kali takbir pada rakaat kedua sebagaimana shalat hari raya.
- Pada rakaat pertama dan kedua, imam dianjurkan membaca surat yang agak panjang dalam Al-Qur'an.
- Bacaan shalat pada kedua rakaat dibaca dengan keras (jahar).
- Setelah selesai melaksanakan shalat dua rakaat, imam menghadap ke makmum dan membaca istighfar
- Setelah berdoa, bacakan dua kali khutbah. Pada khutbah pertama, khatib membaca istighfar sembilan kali, sedangkan pada khutbah kedua sebanyak tujuh kali.
Astagfirullahal'adhiimal ladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyumu wa atuubu ilahi.
Artinya, "Saya mohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung. Tidak ada Tuhan kecuali Dia Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri dan saya bertaubat kepada-Nya."Sebelum masuk khutbah kedua, khatib membaca istighfar tujuh kali."
- Ketika berdoa, khatib hendaknya menghadapkan wajahnya ke kiblat sambil mengangkat kedua tangannya setinggi mungkin.
- Selesai berdoa hendaknya memindahkan letak rida' (selendang) yang semula diletakkan di kanan menjadi ke kiri dan sebaliknya.
Tata cara pelaksanaan shalat istisqa di atas didasarkan dari hadits Al-Bukhari No. 1025 dan Muslim no. 894. Dari Abdullah bin Zaid radhiallahu anhu, dia berkata:
خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَسْقِي فَتَوَجَّهَ إِلَى الْقِبْلَةِ يَدْعُو وَحَوَّلَ رِدَاءَهُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ جَهَرَ فِيهِمَا بِالْقِرَاءَةِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah keluar untuk melaksanakan shalat istisqa’, beliau lalu berdoa dengan menghadap ke arah kiblat sambil membalikkan kain selendangnya. Kemudian beliau melaksanakan shalat dua rakaat dengan mengeraskan bacaannya pada kedua rakaat itu.”
Doa setelah Shalat untuk Memohon Hujan
Dikutip dari laman Nu Online, menurut riwayat Imam As-Syafi'i, Abu Dawud, dan lainnya, umat Muslim juga dapat mengamalkan doa meminta hujan. Adapun doa memohon hujan yang bisa dilafalkan yaitu:
اللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيثًا مَرِيئًا هَنِيئًا مَرِيعًا غَدَقًا مُجَلَّلًا عَامَّا طَبَقًا سَحًّا دَائِمًا اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ اللَّهُمَّ إِنَّ بِالْعِبَادِ وَالْبِلَادِ وَالْبَهَائِمِ وَالْخَلْقِ مِنَ الْبَلَاءِ وَالْجَهْدِ وَالضَّنْكِ مَا لَا نَشْكُو إِلَّا إِلَيْكَ اللَّهُمَّ أَنْبِتْ لَنَا الزَّرْعَ وَأَدِرَّ لَنَا الضَّرْعَ وَاسْقِنَا مِنْ بَرَكَاتِ الْسَمَاءِ وَأَنْبِتْ لَنَا مِنْ بَرَكَاتِ الْأَرْضِاللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا الْجَهْدَ وَالْجُوعَ وَالْعُرْيَ وَاكْشِفْ عَنَّا الْبَلَاءَ مَا لَا يَكْشِفُهُ غَيْرُكَ اللَّهُمَّ إِنَا نَسْتَغْفِرُكَ إِنَّكَ كُنْتَ غَفَّارًا فَأَرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْنَا مِدْرَارًا
Allāhummasqinā ghaitsan mughītsan hanī’an marī‘an (lan riwayat murī‘an) ghadaqan mujallalan thabaqan sahhan dā’iman. Allāhummasqināl ghaitsa, wa lā taj'alnā minal qānithīn Allāhumma inna bil ‘ibādi wal bilādi wal bahā’imi wal khalqi minal balā’i wal juhdi wad dhanki mā lā nasykū illā ilaika. Allāhumma anbit lanaz zar‘a, wa adirra lanad dhar‘a, wasqinā min barakātis samā’i, wa anbit lanā min barakātil ardhi. Allāhummarfa‘ ‘annal jahda wal jū‘a wal ‘urā, waksyif ‘annal balā’a mā lā yaksyifuhū ghairuka. Allāhumma innā nastaghfiruka, innaka kunta ghaffārā, fa arsilis samā’a ‘alainā midrārā.
Artinya: “Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan yang menolong, mudah, menyuburkan, yang lebat, banyak, merata, menyeluruh, dan bermanfaat abadi. Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan. Jangan jadikan kami termasuk orang yang berputus harapan. Ya Allah, sungguh banyak hamba, negeri, dan jenis hewan, dan segenap makhluk lainnya mengalami bencana, paceklik, dan kesempitan di mana kami tidak mengadu selain kepada-Mu.
Ya Allah, tumbuhkan tanaman kami, deraskan air susu ternak kami, turunkan pada kami air hujan karena berkah langit-Mu, dan tumbuhkan tanaman kami dari berkah bumi-Mu. Ya Allah, angkat dari bahu kami kesusahan paceklik, kelaparan, ketandusan. Hilangkan dari kami bencana yang hanya dapat diatasi oleh-Mu. Ya Allah, sungguh kami memohon ampun kepada-Mu, karena Kau adalah maha pengampun. Maka turunkan pada kami hujan deras dari langit-Mu”.
Selain doa diatas, ada tiga doa memohon hujan lainnya yang dapat dilafalkan umat Muslim yaitu
- Allaahummaj’al suqyaa rohmatin wa laa taj’alhaa suqyaa’ adzaabin wa laa muhqin wa laa balaa’in wa laa hadamin wa laa ghoroqin.
Artinya: “Wahai Allah, Jadikanlah hujan ini sebagai siraman rahmat, janganlah Engkau jadikan sebagai siraman siksa, memusnahkan harta, bencana, menghancurkan dan menenggelamkan.”
- Allahumma bil’ ibaadi wal bilaadi minal juhdi wal juu’i wadlonki wa laa nasykuu illaa ilaika.
Artinya: “Wahai Allah, hamba dan negeri sedang dilanda kemalaratan, kelaparan, kesempitan hidup dan kami tidak bisa mengadukan kecuali kepada-Mu.”
- Allahumma ‘ alath thiroobi wal akaami wa manaabitisy syajari wa buthuunil audiyati allahumma hawaalainaa wa laa ‘alainaa. Allahumma asqinal ghoitsa wa laa taj’ alnaa minal qoonithiina.
Artinya: “Ya Allah, curahkanlah hujan di atas gundukan tanah, bukit-bukit, tempat tumbuh-tumbuhan pohon, dan pada waduk-waduk lembah. Ya Allah curahkanlah hujan di sekitar kami dan jangan di atas kami. Ya Allah, curahkanlah hujan pada kami dan janganlah Engkau jadikan kami termasuk orang-orang yang putus asa.”