Mengenal 3 Hukum Bacaan Mim Mati dan Lafalnya

Pexels
Ilustrasi, Al-Quran.
Editor: Agung
10/4/2023, 12.46 WIB

Mim merupakan salah satu huruf hijaiyah dan jika disertai sukun maka disebut dengan mim mati. Hukum bacaan mim mati perlu dipelajari lebih lanjut agar tepat dalam membaca Al-Quran.

Membaca Al-Quran merupakan ibadah yang sangat menarik dilaksanakan terlebih di bulan ramadhan. Namun tentu cara membaca setiap hurufnya harus tepat agar memperoleh pahala yang sempurna.

Jika bacaannya salah, maka artinya juga salah. Oleh sebab itu, wajib hukumnya mempelajari ilmu tajwid. Hal ini selaras dengan terjemahan Surat Al Furqon ayat 32:

وَقَالَ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا لَوۡلَا نُزِّلَ عَلَيۡهِ الۡـقُرۡاٰنُ جُمۡلَةً وَّاحِدَةً‌  ۛۚ كَذٰلِكَ ۛۚ لِنُثَبِّتَ بِهٖ فُـؤَادَكَ‌ وَرَتَّلۡنٰهُ تَرۡتِيۡلًا

"Dan orang-orang kafir berkata, 'Mengapa Al-Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus?' Demikianlah, agar Kami memperteguh hatimu (Muhammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan dan benar)."

Untuk memahami hukum bacaan mim mati, simak ulasan di bawah ini.

Hukum Bacaan Mim Mati

Hukum Bacaan Mim Mati (Pexels) 

Salah satu ilmu tajwid yang perlu dipahami umat muslim adalah mim mati. Mim mati juga kerap disebut dengan mim sukun. Berikut ini hukum bacaan mim mati jika bertemu tiga hukum bacaan lain beserta lafal dan cara membacanya.

1. Ikhfa Syafawi

Hukum bacaan mim mati yang pertama adalah ikhfa syafawi. Ikhfa syafawi merupakan penyamaran atau penyembunyian huruf mim.

Ikhfa syafawi adalah ketika mim mati bertemu dengan huruf ba. Cara membacanya yakni sedikit tersamar dalam bibir.

Berikut contoh ikhfa syafawi:

وَمَا لَهُمْ بِذَلِكَ (wa ma lahumbidzulika)

تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ (narmiihim bakhijaa ratin)

فَإِذَا هُمْ بِالسَّاهِرَة (faindzahum bissahirah)

رَبُّهُمْ بِذَنْبِهِمْ فَسَوَّاهَا (rasuhum bidzanbihim fasawanhaa)

تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيل (tarmihim bikhijaa rotimmin sijjil)

لَكُمْ بَهِيْمَةُ (lakum bahiimatu)

وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ (wa aa manumbirusulihii)

يُعَذِّبُكُمْ بِذُنُوْبِكُمْ (yu’adzibukum bi dzunuubikum)

فَإِذَا هُم بِٱلسَّاهِرَةِ (faindzahum bissahirati)

وَمَا صَاحِبُكُم بِمَجْنُون (wamaa shokhibakum bimajnuun)

Hukum Bacaan Mim Mati (Pexels)
 

2. Idgham Mimi

Hukum bacaan yang disebut idgham mimi ini adalah ketika mim sukun bertemu dengan mim yang sejenis. Hukum bacaan mim mati yang merupakan idgham mimi adalah menyuarakan mim rangkap atau ditasydidkan dengan dengung.

Idgham dibagi menjadi dua yakni idgham bilaghunnah atau tidak berdengung, dan idgham bighunnah atau berdengung. Frasa idgham artinya meleburnya bunyi nun sukun menjadi bunyi huruf yang tercantum setelahnya.

Hukum bacaan ini kerap disebut dengan idgham mutamatsilain. Berikut contoh idgham mimi atau mutamasilain:

وَمَا لَهُمْ مِنَ الله (wa maa lahummi nallah)

اِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ (inkuntum mu’miniin)

لَهُمْ مَايَتَقُوْنَ (lahumma ya quun)

هُمْ مَااِنْفَقُو (hum lammaa infaquu)

كُنْتُمْ مُسْلِمِيْنَ (kuntummuslimiin)

هُمْ مَااِنْفَقُوْا (humma infakuu)

Hukum Bacaan Mim Mati (Pexels) 

3. Idzhar Syafawi

Hukum bacaan mim mati yang berikutnya adalah idhar syafawi. Hukum bacaan mim mati ini adalah ketika mim mati bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah selain dua huruf pada hukum di atas yakni selain mim dan ba’.

Artinya, apabila ada mim mati yang bertemu mim adalah idgham mimi, sementara jika mim bertemu ba' adalah ikhfa' syafawi, tetapi jika selain dua huruf itu, maka hukumnya juga selain dua hukum tersebut yakni idzhar syafawi.

Cara membaca idhar syafawi adalah terang, jelas, tanpa dengung. Bibir juga tertutup saat melafalkannya. Berikut huruf idhar syafawi tersebut:

ا ـ ت ـ ث ـ ج ـ ح ـ خ ـ د ـ ذ ـ ر ـ ز ـ س ـ ش ـ ص ـ ض ـ ط ـ ظ ـ ع ـ غ ـ ف ـ ق ـ ك ـ ل ـ ن ـ وـ ھ ـ ي

Contoh kalimat dan cara membacanya yakni sebagai berikut:

(falahum ajran) ا = فَلَهُمْ اَجْرٌ
(jan tin tajrii) ـ ت = جَنتٍ تَجْرِى
(maa antsajjajan) ـ ث = مَاءً ثَجَّاجًا
(khalkijaaliidin) ـ ج = خَلْقٍ جَدِيْدٍ
(‘alaihim khafidziin) ـ ح = عَلَيْهِمْ حَافِظِيْن
(humjairalbariiyyati) ـ خ = هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ
(lahumdaralaajarah) ـ د = لَهُمْ دَارالاَخِرَةِ
(jabbukum dzuurakhmati) ـ ذ = رَبُّكُمْ ذُوْا رَحْمَةٍ
(iilafihim raklah) ـ ر = اِيْلفِهِمْ رِحْلَةَ
(amzainnasamaa) ـ ز = اَمْ زَيَّنّا السَمَاء
(faukokum sab’an) ـ س = فَوْقَكُمْ سَبْعًا
(humsyarrubariyyati) ـ ش = هُمْ شَرُّ البَرِيَّةِ
(inkuntum shodikin) ـ ص = اِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ
(wamdzuu) ـ ض = وَامْضُوا
(lahum do’amun) ـ ط = لَهُم طَعَامٌ
(dzunantum dzannassa) ـ ظ = ظَنَنتُمْ ظَنَّ السَّوءِ
(walahum ‘adzabun) ـ ع = وَلَهُمْ عَذَابٌ
(maykum ghoiran) ـ غ = مَاءُكُمْ غَوْرًا
(lahum fiihaa) ـ ف = لَهُمْ فِيْهَا
(raauhum kaaluu) ـ ق = رَأَوْهُمْ قَالُوْا
(innahumkaanu) ـ ك = اِنَّهُمْ كَانُوا
(famaa lahum laa yu’minuun) ـ ل = فَمَا لَهُمْ لاَ يُؤْمِنُوْنَ
(alamnaj’al) ـ ن = اَلَمْ نَجْعَلْ
(‘alaihim walaahum yakhzanuun) ـ و = عَلَيْهِمْ وَلاَهُمْ يَحْزَنُونَ
(amhilhum ruwaaidan) ـ ھ = اَمْهِلْهُمْ رُوَيْدًا
(maalaam ya’lam) ـ ي = مَالَم يَعْلَمْ

Itulah hukum bacaan mim mati berupa 3 ketentuan yakni ikhfa’ syafawi, idgham mimi atau mutamasilain, dan idzhar syafawi agar dapat membaca Al-Quran dengan benar.