Mengenal Masyarakat Multikultural di Indonesia, Begini Penjelasannya

Freepik
Ilustrasi Masyarakat Multikultural
Penulis: Tifani
Editor: Intan
4/5/2023, 11.04 WIB

Bangsa Indonesia kerap disebut sebagai masyarakat multikultural. Hal ini disebabkan karena negara ini memiliki beragam budaya dengan suku ras yang berbeda-beda juga.

Dalam ilmu antropologi, multikulturalisme didefinisikan dengan istilah masyarakat majemuk. Sementara itu, menurut Kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) multikultural adalah bersifat keberagaman budaya.

Pengertian Masyarakat Multikultural 

Ilustrasi Masyarakat Multikultural (Freepik)

Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam di Desa Multikultural karya Dr. Sutiah, M.Pd, istilah masyarakat multikultural terdiri dari tiga kata yaitu masyarakat, multi, dan kultural. Masyarakat artinya adalah satu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh perasaan bersama. 

Multi berarti banyak atau beraneka ragam. Sedangkan kultural berarti budaya. Jadi, masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri atas banyak struktur kebudayaan. 

Akar dari multikulturalisme adalah kebudayaan. Banyaknya struktur kebudayaan ini disebabkan banyaknya suku bangsa yang mempunyai struktur budaya sendiri, yang berbeda dengan budaya suku bangsa lain. 

Pada hakikatnya, konsep masyarakat multikultural adalah masyarakat yang mempunyai banyak suku bangsa dan budaya dengan beragam adat istiadat. Dalam kerangka hidup bersama berdampingan satu sama lain yang sederajat dan saling berinteraksi dalam suatu tatanan kesatuan sosial politik.

Istilah multikultural juga sering digunakan untuk menggambarkan kesatuan berbagai etnis masyarakat yang berbeda dalam suatu negara. Masyarakat multikultural mengusung konsep multikulturalisme, yaitu sebuah paham yang menekankan pada kesederajatan dan kesetaraan berbagai budaya lokal tanpa mengabaikan hak-hak dan eksistensi budaya lain. 

Masyarakat multikultural menjunjung tinggi perbedaan kelompok sosial, kebudayaan, dan suku bangsa. Meski demikian, bukan berarti ada kesenjangan atau perbedaan hak dan kewajiban karena terdapat kesederajatan secara hukum dan sosial.

Pengertian Masyarakat Multikultural Menurut Para Ahli

Ilustrasi Masyarakat Multikultural (Freepik)

Beberapa ahli mengemukakan pendapat tentang pengertian masyarakat multikultural, yaitu:

1. Nasikun (2004)

Nasikun dalam Sistem Sosial Indonesia (2004) menerangkan, masyarakat multikultural bersifat majemuk sejauh masyarakat tersebut secara struktural mempunyai subkebudayaan yang bersifat diverse. Ditandai oleh kurang berkembangnya sistem nilai yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat dan juga sistem nilai dari kesatuan sosial, serta sering munculnya konflik sosial.

2. Liliweri (2005)

Dalam buku Prasangka dan Konflik: Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur (2005), Liliweri mendefinisikan masyarakat multikultural adalah masyarakat yang struktur penduduknya terdiri dari beragam etnik dan keragaman itu menjadi sumber keragaman kebudayaan atau subkultur dari masing-masing etnik.

3. Kymlicka (2002)

Will Kymlicka dalam Multiculturalism and Minority Rights: West and East (2002) telah mendefinisikan pengertian masyarakat multikultural. Konsep multikultural adalah seperangkat gagasan yang relatif mempunyai koherensi dengan gagasan yang membentuk sebuah mosaik kebudayaan yang terbentuk oleh kompleksitas. Akibat interseksi dari ras, etnik, kelas sosial, gender, bahasa, agama, orientasi seksual, hingga kemampuan personal.

Ciri-ciri Masyarakat Multikultural

Ilustrasi Masyarakat Multikultural (Freepik)

Masyarakat multikultural memiliki ciri-ciri atau karakteristik. Berikut ciri-ciri masyarakat multikultural menurut Pierre L Van den Berghe:

  1. Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk-bentuk kelompok sosial. 
  2. Keberagaman dalam masyarakat dapat membuat masyarakat membentuk kelompok tertentu berdasarkan identitas yang sama, sehingga menghasilkan subkebudayaan berbeda satu dengan kelompok lain. 
  3. Memiliki pembagian struktur sosial ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer. 
  4. Masyarakat yang beragam membuat struktur masyarakat mengalami perbedaan antara masyarakat satu dengan yang lain. Perbedaan struktur masyarakat itu dapat dilihat melalui lembaga-lembaga sosial yang bersifat tidak saling melengkapi. 
  5. Kurang mengembangkan konsensus (kesepakatan bersama). 
  6. Masyarakat yang beragam memiliki standar nilai dan norma berbeda yang diwujudkan melalui perilaku masyarakat. Penyebabnya, karakteristik masyarakat yang berbeda kemudian disesuaikan dengan kondisi lingkungan fisik dan sosial. 
  7. Relatif sering terjadi konflik. 
  8. Perbedaan-perbedaan di masyarakat menjadi salah satu pemicu terjadinya konflik. Konflik yang terjadi bisa sangat beragam, mulai dari konflik antarindividu sampai antarkelompok. 
  9. Secara relatif, integrasi sosial tumbuh karena paksaan dan saling ketergantungan di bidang ekonomi. Jika masyarakat multikultural bisa terkoordinasi dengan baik, maka integrasi sosial sangat mungkin terjadi. Tetapi, integrasi sosial di masyarakat timbul bukan karena kesadaran, melainkan paksaan dari luar diri atau luar kelompok. 
  10. Adanya dominasi politik. Kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat multikultural dapat memiliki kekuatan politik yang mengatur kelompok lain. Hal ini menjadi bentuk penguasaan (dominasi) dari suatu kelompok kepada kelompok lain yang tidak memiliki kekuatan politik.

Manfaat Masyarakat Multikultural

Kun Maryati dalam Sosiologi (2017) menjelaskan manfaat masyarakat multikultural adalah sebagai berikut. 

  1. Melalui hubungan yang harmonis antar masyarakat dapat digali kearifan budaya yang dimiliki oleh setiap budaya. 
  2. Munculnya rasa penghargaan terhadap budaya lain, sehingga muncul sikap toleransi yang merupakan syarat utama dari masyarakat multikultural. 
  3. Merupakan benteng pertahanan terhadap ancaman yang timbul dari budaya kapital yang cenderung melumpuhkan budaya yang beragam. 
  4. Multikulturalisme merupakan alat untuk membina dunia yang aman dan sejahtera. Dengan multikulturalisme, bangsa-bangsa dapat saling menghargai dan membantu untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi. 
  5. Multikulturalisme mengajarkan suatu pandangan bahwa kebenaran itu tidak dimonopoli oleh satu orang atau kelompok saja, tetapi kebenaran itu ada dimana-mana, tergantung dari sudut pandang setiap orang. 
  6. Masyarakat multikultural menganggap bahwa dengan saling mengenal dan menghargai budaya lain sehingga tercipta masyarakat yang aman dan sejahtera.