Menelaah Pengertian, Faktor, dan Dampak Pengangguran Struktural

Freepik
Ilustrasi, seorang demonstran membentangkan tuntutan lapangan pekerjaan.
Editor: Agung
4/5/2023, 15.22 WIB

Dikutip dari laman Zenius, pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk seseorang yang sudah memasuki angkatan kerja, yaitu berumur 15-64 tahun yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, sedang menunggu proyek selanjutnya, sudah menerima pekerjaan namun belum mulai bekerja atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. 

Pengangguran bisa disebabkan oleh banyak faktor.  Namun pengangguran biasanya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang menyerapnya.

Pengangguran sendiri dibagi menjadi jenis. Salah satunya yaitu pengangguran struktural. Lantas, apa itu jenis penganggguran struktural ini? Simak pembahasan lengkapnya berikut ini. 

Pengangguran Struktural (Freepik)

Pengertian dan Contoh Pengangguran Struktural

Secara sederhana, pengangguran struktural dapat diartikan sebagai  salah satu jenis pengangguran yang terjadi akibat perubahan struktur kehidupan masyarakat, misalnya dari agraris menjadi industri. Oleh karena itu, banyak tenaga kerja yang tidak memenuhi kriteria yang disyaratkan perusahaan sehingga perusahaan harus melakukan PHK.

Pengangguran struktural juga dapat diartikan sebagai jenis pengangguran yang disebabkan karena adanya perubahan bentuk dan corak ekonomi dalam jangka panjang.

Contoh dari pengangguran struktural bisa kita lihat dari perubahan struktur perekonomian yang sebelumnya struktur pertanian lalu menjadi struktur perindustrian.

Dari adanya perubahan ini, maka berakibat terjadinya perubahan struktur perekonomian dimana tenaga kerja pun dituntut untuk memiliki keahlian sesuai dengan bidang perindustrian agar mampu diserap oleh lapangan kerja.

Keahlian tersebut antara lian keahlian menguasai mesin pabrik. Para petani pun akan kehilangan pekerjaannya karena ladangnya perlahan diubah menjadi pabrik. Petani tersebut sayangnya tidak memiliki keterampilan lain selain menggarap  ladang, akhirnya ia menjadi pengangguran struktural.

Faktor Pengangguran Struktural

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penganggguran struktur. Berikut di bawah ini penjelasan beberapa diantaranya.

1. Kondisi Selera Pasar yang Berubah

Perubahan kondisi pada selera pasar memilki pengaruh pada pengangguran struktural. Hal ini dikarenakan adanya perubahan tekonologi yang digunakan oleh perusahaan yang dapat mengubah permintaan tenaga kerja. 

2. Ketidakcocokan Geografis

Ketidakcocokan geografis juga bisa menjadi faktor penyebab pengangguran struktural. Hal ini terjadi saat seorang karyawan diperlukan untuk pindah negara lain dimana kemampuannya bisa dimanfaatkan dengan baik.

Namun karena suatu alasan, dia harus menolak tawaran pekerjaan tersebut. Ada berbagai alasan kenapa ia menolaknya. Bisa jadi karena biaya finansial terkait pemindahan tersebut atau keberatan untuk meninggalkan keluarganya dalam waktu yang lama. 

3. Tingkat Pendidikan Masyarakat yang Rendah

Salah satu penyebab terjadinya pengangguran struktural bisa jadi dikarenakan tingkat pendidikan masyarakat yang rendah. Kebanyakan perusahaan saat ini mencari kandidat pekerja yang memiliki tingkat pendidikan tertentu.

Oleh karena itu, bila kandidat pekerja berpendidikan rendah, maka perusahaan tentunya tidak akan menerimanya sebagai karyawan mereka. 

4. Perubahan Musim

Salah satu penyebab pengangguran struktural yaitu karena adanya perubahan musim. Sebagai contoh, dalam sektor kontruksi dan pertanian hanya akan berlangsung maskimal di musim panas.

Dengan demikian, pekerja pada kedua sektor tersebut kemungkinan menganggur selama musim penghujan atau musim dingin. Ini merupakan pengangguran struktural yang terjadi dikarenakan mereka tidak bekerja dan menghasilkan suatu produk pada masa tersebut.

Pengangguran Struktural (Freepik)

5. Tidak Bisa Mengikuti Perkembangan Teknologi

Faktor penyebab berikutnya yaitu ketidakmampuan dalam mengikuti perkembangan teknologi. Bila masyarakat masih bersikap demikian, maka variasi pekerjaan pun akan terbatas.

Dengan demikian, kebutuhan akan lowongan kerja dan masyarakat yang menganggur akan tinggi karena perkembangan teknologi yang semakin masif akan membuat masyarakat harus mengikutinya.

6. Tidak Ada Inovasi

Inovasi merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan baik dalam berbisnis maupun mencari pekerjaan. Bila tidak ada inovasi, maka tidak akan ada perubahan apapun. Oleh karena itu, bila memiliki keterbatasan dalam bidang tertentu, alangkaj baiknya untuk segera mengasah bidang tersebut menjadi produktif.

Misalnya,  petani yang menanam tanaman musiman. Jika petani tersebut hanya mengolah satu tanaman yang hanya tumbuh tiga bulan saja, maka selama sembilan bulan berikutnya dia akan menganggur. Jika dia tidak berinovasi dengan menanam tanaman lainnya, hal ini justru akan menyebabkan pengangguran struktural.

Dampak Pengangguran Struktural

Pengangguran struktural jika tidak segera diatasi dapat berdampak beberapa hal. Adapun dampak dari pengangguran dapat dilihat dari segi ekonomi, diantaranya sebagai berikut:

  • Akan menyebabkan turunnya produk domestik bruto (PDB) yang akan berdampak juga pada pendapatan nasional yang akan mengalami penurunan.
  • Menyebabkan terhambatnya investasi karena jumlah tabungan masyarakat yang ikut menurun.
  • Akan menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat sehingga dapat mengakibatkan kelesuan dalam berusaha.

Cara Mengatasi Pengangguran Struktural

Mengutip dari modul pembelajaran Ekonomi Kelas XI yang disusun oleh Nuryan Eva, S.Pd, Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi pengangguran struktural, yaitu:

  • Meningkatkan mobilitas modal dan tenaga kerja yang ada.
  • Memindahkan sejumlah tenaga kerja yang berlebihan dari suatu tempat atau sektor ke tempat atau sektor yang kekurangan atau membutuhkan tenaga kerja.
  • Membuat atau menyelenggarakan pelatihan untuk tenaga kerja dengan tujuan untuk mengisi kesempatan kerja (lowongan) yang kosong.
  • Membangun industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.