Mengenal Ciri-ciri Historiografi Kolonial dan Langkah Menulisnya

ANTARA FOTO/Aji Styawan
Ilustrasi, kendaraan bermotor melintas di depan gedung Bank Mandiri Mpu Tantular yang dulunya merupakan kantor perusahaan dagang Nederlandsche Handel Maatschappij (NHM) pada masa Kolonial Hindia Belanda di kawasan Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah, Senin (7/10/2019).
Penulis: Ghina Aulia
Editor: Agung
19/6/2023, 15.13 WIB

Historiografi merupakan penulisan peristiwa sejarah dengan berbagai unsur di dalamnya. Layaknya karya sastra, tulisan ini mengandung unsur intrinsik seperti tokoh, penokohan, alur, latar, dan lain sebagainya.

Diketahui bahwa historiografi memiliki makna selain sekedar penulisan sejarah atau historical writing. Selain itu, juga bisa dimaknai sejarah penulisan sejarah atau historical of historical writing.

Adapun, yang akan dibahas lebih lanjut kali ini yaitu historiografi sebagai penulisan sejarah. Tepatnya salah satu jenisnya yakni historiografi kolonial yang berfokus pada peristiwa Indonesia di tangan Belanda.

Pada historiografi kolonial, Indonesia masih disebut sebagai Hindia Belanda. Demikian juga dengan unsur lainnya, tokoh dari Indonesia hanya diposisikan sebagai pelengkap.

KOTA TUA JAKARTA DIPADATI WISATAWAN (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.)

Pengertian Historiografi

Louis Gottschalk menjelaskan bahwa historiografi adalah bentuk publikasi. Baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Sebagaimana dengan pengertiannya secara harfiah, tulisan ini bercerita tentang peristiwa-peristiwa di masa lampau atau mengenai sejarah.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), historiografi adalah penulisan sejarah, bagian sejarah linguistik tentang karya linguistik yang membahas pewarisan dan saling pengaruh ide-ide mengenai bahasa.

Sementara menurut Abdurrahman melalui buku Metode Penelitian Sejarah (1999), historiografi adalah cara penulisan, pemaparan atau pelaporan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan, dari penulisan itu akan memberikan gambaran yang jelas mengenai proses penelitian sejak awal sampai dengan akhirnya (penarikan kesimpulan).

Helius Sjamsuddin pada buku Metodologi Sejarah (2007) juga menjelaskan bahwa historiografi adalah penulisan utuh tentang sejarah yang meliputi tahap menulis dengan mengerahkan seluruh daya pikiran, tidak hanya keterampilan teknis penulisan, melainkan juga menggunakan kutipan dan catatan, termasuk pikiran-pikiran kritis dan analisis.

Historiografi Kolonial

Historiografi kolonial meliputi Indonesia ketika berada di bawah tekanan penjajah. Tepatnya ketika bangsa asing seperti Portugis, Belanda, dan Jepang mendatangi Tanah Air.

Pada masa Belanda, historiografi kolonial umumnya ditulis oleh orang Belanda. Meski begitu, sangat jarang dari penulis tersebut pernah melihat Indonesia secara langsung. Mereka mengarangnya dengan referensi dari arsip tentang Indonesia yang ada di Belanda.

Umumnya pada tulisan tersebut, pusat dari cerita bukanlah tentang Indonesia. Melainkan bangsa Belanda. Sementara Indonesia juga masih menggunakan sebutan Hindia Belanda.

Tak hanya itu, kali ini Katadata.co.id juga akan membahas tentang ciri-ciri historiografi kolonial. Simak tulisan di bawah ini.

Ciri-ciri Historiografi Kolonial

  1. Ditulis oleh bangsa asing.
  2. Tidak menonjolkan bangsa Indonesia.
  3. Bercerita peristiwa politik dan militer VOC.
  4. Tidak memuat peran rakyat.
  5. Menonjolkan peran tokoh penting dari Belanda.
  6. Berpusat pada negara atau bangsa asing.
  7. Mengacu pada arsip Indonesia di Belanda.
  8. Peristiwa sebelum kemerdekaan.
  9. Tokoh Indonesia sebagai tokoh pelengkap.

Contoh Historiografi Kolonial

  1. History of Java oleh Raffles.
  2. Geschiedenis van Indonesia oleh H. J. de Graaf.
  3. Indonesian Society in Transition oleh Wertheim.
  4. Indonesian Trade and Society oleh Y. C. Van Leur.
  5. Schets eener economische Geschiedenis van Nederlands-Indië oleh G. Gonggrijp.
  6. Geschiedenis van den Indischen Archipel oleh B. H. M. Vlekke.
  7. Geschiedenis van Nederlandsch Indie oleh F. W. Stapel.
  8. Beknopt Leerboek Geschiedenis van Nederlandsch Oost-Indië oleh F. W. Stapel.

Langkah-langkah Menulis Historiografi

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Irwanto, dkk di dalam karyanya yang berjudul Metodologi dan Historiografi Sejarah (2014), berikut tahapan menulis historiografi.

  1. Merevisi atau memperluas apa yang dianggap dan diketahui tentang masa lampau.
  2. Menyajikan jawaban-jawaban baru terhadap pertanyaan-pertanyaan lama.
  3. Merevisi pertanyaan-pertanyaan.
  4. Membuka area-area baru untuk penyelidikan.
  5. Kemungkinan menerapkan metode-metode baru dalam riset dan analisis.
  6. Mempergunakan generasi baru.
  7. Memanfaatkan seperangkat bukti-bukti yang tidak dimanfaatkan oleh sejarawan lain.
  8. Menentukan bagaimana cara menjelaskan atau menyusun pertanyaan-pertanyaan dengan menempatkan karyanya dalam hubungan konteks kesarjanaan yang telah diselesaikan oleh penulis.
BENTENG PENINGGALAN ZAMAN KOLONIAL BELANDA DI SUMEDANG (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww.)

Strategi Menulis Historiografi

Lebih lanjut, Irwanto dkk (2014) juga menjelaskan apa saja strategi menulis historiografi yang bisa dijadikan acuan penulisan historiografi. Simak daftar di bawah ini.

  1. Penulis sejarah harus menentukan bagaimana cara menghadapi tiga jenis pembaca. Di antaranya diri sendiri, pembaca langsung (dosen, pembimbing, penguji, dsb), dan pembaca umum.
  2. Penulis harus memutuskan apa yang penting pada karya yang ditulis. Penulis dapat menentukannya melalui riset.
  3. Penulis harus memutuskan menggunakan format naratif dan analitis, menceritakan kisah atau mengembangkan analisis dan solusi suatu problem.
  4. Penulis harus menceritakan struktur karangannya yang dianggap penting dan membuat sajiannya yang naratif atau analitis.
  5. Penulis harus menyajikan bahasa dan gaya yang sesuai dengan pembaca.
  6. Penulis harus memilih menyajikan aparatus ilmiah. Misalnya catatan kaki, kutipan referensi, lampiran, hingga bibliografi.

Demikian penjelasan lengkap mengenai ciri-ciri historiografi kolonial yang bisa dijadikan pembelajaran. Anda juga bisa membaca bahan bacaannya secara langsung untuk memahami karakteristik dari jenis tulisan ini. Sebagian besar contoh historiografi di atas sudah memiliki terjemahan dalam bahasa Indonesia. Anda bisa mencarinya di perpustakaan atau toko buku tertentu.