Revolusi Prancis merupakan salah satu peristiwa bersejarah yang merubah banyak aspek kehidupan masyarakat Eropa. Meski terjadi pada ratusan tahun silam, tidak ada salahnya untuk mempelajari tentang kejadian pertentangan masyarakat Prancis di zaman itu sebagai pengetahuan dan menambah wawasan internasional.
Peristiwa tersebut juga mengangkat berbagai nama tokoh. Khususnya mereka yang bertakhta dan memiliki jabatan terpandang pada masa berjayanya monarki Prancis. Beberapa di antaranya yaitu Raja Louis XVI dan Sang Ratu Marie Antoinette.
Bentuk protes dari masyarakat mendesak keduanya untuk turun takhta. Tak hanya itu, Raja dan Ratu diadili sesuai dengan keinginan rakyat dan dianggap sebagai bentuk tanggung jawab atas ketidak berhasilan menyelamatkan Prancis dari krisis ekonomi.
Revolusi Prancis menitikberatkan permasalahan pada negara yang saat itu kesulitan ekonomi. Sementara Raja Louis yang masih muda baru saja naik takhta. Alih-alih menyelamatkan keuangan, yang terjadi justru defisit.
Terkait dengan itu, kali ini Katadata.co.id akan membahas secara lengkap tentang Revolusi Prancis. Termasuk sejarah, dampak, dan pengaruhnya. Selengkapnya, simak tulisan di bawah ini.
Sejarah Revolusi Prancis
Revolusi Prancis juga dikenal dengan sebutan Revolusi 1789. Peristiwa ini berlangsung pada tahun 1787-1799. Puncak pergolakan tercatat terjadi sekitar tahun 1789. Revolusi Prancis mulai tercium sejak rezim monarki Raja Louis XV. Kala itu, terdapat dorongan karena adanya krisis sosial sekitar tahun 1717-1774.
Di tengah tuntutan rakyat, pihaknya justru harus melangsungkan pergantian takhta. Dengan demikian posisi raja digantikan oleh Louis XVI. Tidak hanya jabatan, Raja Louis XVI juga dibebani masalah ekonomi yang sekarang jatuh di tangannya. Bertakhta sejak usia muda, ia mendapat respon yang kurang baik karena dinilai tidak cakap dan konservatif.
Diketahui bahwa krisis ekonomi sudah terjadi ketika rezim raja sebelumnya. Selain itu, pergolakan juga dipicu oleh struktur sosial barat. Sementara kedudukan rezim feodal tengah melemah. Ditambah desakan dari rakyat yang menginginkan kesejahteraan.
Selain itu, juga terjadi kesenjangan yang signifikan antara kaum elite dan buruh. Misalnya kebijakan pajak yang hanya dikenakan pada masyarakat golongan tiga. Diketahui bahwa pada zaman itu masyarakat Prancis dibagi menjadi tiga, antara lain sebagai berikut:
1. Golongan I
Masyarakat golongan I terdiri atas kaum bangsawan. Mereka difasilitasi hunian mewah dan hak-hak istimewa berikut ini:
- Hak untuk mendapatkan jabatan
- Bebas dari pajak
- Boleh berburu di kebun rakyat
- Boleh mengambil keuntungan dari kebun petani sesuai keinginan.
2. Golongan II
Golongan II berasal dari masyarakat yang berprofesi sebagai pemuka agama. Mereka berhak ada beberapa hal berikut ini:
- Hak memungut hasil tanah milik gereja
- Boleh memungut pajak dari rakyat
- Bebas dari pajak.
3. Golongan III
Golongan III atau kaum paling bawah ini meliputi masyarakat biasa yang umumnya berprofesi sebagai buruh, petani, hingga pengrajin. Mereka juga biasa disebut sebagai kaum Borjuis. Berbeda dari golongan-golongan sebelumnya, Golongan III dibebani membayar pajak yang relatif besar. Demikian juga dengan tidak adanya peluang untuk mendapat jabatan di kerajaan.
Diketahui pada masa itu, masyarakat dengan persentase terbanyak berasal dari golongan III. Melansir Britannica, populasi mereka mencapai angka 25 juta penduduk.
Latar Belakang Revolusi Prancis
Salah satu pemicu krisis ekonomi adalah inflasi yang diakibatkan tingginya angka permintaan. Diketahui penyebabnya saat itu adalah ditemukannya tambang emas dari di Brasil. Kejadian tersebut membuat harga kebutuhan pokok naik secara menyeluruh di Eropa.
Sejak tahun 1770, hal tersebut semakin marak dan menimbulkan krisis ekonomi yang akhirnya menyulut provokasi dan pemberontakan. Terlebih di Prancis, masalah juga ditambah bumbu politik.
Pihak pemerintah mencatat pengeluaran yang sangat besar di tengah krisis ekonomi. Sementara yang bisa dimanfaatkan kinerjanya yaitu masyarakat golongan III yang dibebani pajak tinggi.
Roti yang saat itu menjadi santapan yang umum dimakan menjadi sulit dijangkau. Harganya melambung akibat produksi dan bahan mentah.
Rentetan Peristiwa Revolusi Prancis
1. 1789
Sidang The Estates-General untuk pertama kalinya diadakan dalam 175 tahun. The Third Estate atau delegasi masyarakat golongan III menjadi representasi rakyat jelata dan menyampaikan tuntutan-tuntutannya.
2. 1790
Pembentukan Majelis Nasional yang merupakan salah satu luaran dari Tennis Court Oath. Diketahui bahwa perwakilan Third Estate berjanji untuk tetap tinggal hingga mereformasi pemerintahan Prancis.
3. 1791
Majelis Nasional merancang Constitution of 1791. Hal ini menimbulkan keterbatasan bagi monarki Prancis.
4. 1792
Prancis menyatakan perang terhadap Austria yang memulai pertentangan.
5. 1793
Munculnya The Reign of Terror atau Pemerintahan Teror yang berangkat sebagai ancaman dari luar dan dalam atas rencana revolusi. Terjadi pergolakan di depan istana. Raja Louis XVI dan Ratu Marie Antoinette turun takhta. Kemudian keduanya dijatuhi hukuman eksekusi mati.
6. 1794
Pemberhentian operasi The Reign of Terror yang ditandai dengan jatuhnya Robespierre.
7. 1795
Pendirian direktori sebagai luaran dari Thermidorian Reaction. Terdapat badan eksekutif yang mengatur pemerintahan Prancis hingga tahun 1799.
Demikian penjelasan mengenai Revolusi Prancis. Lengkap dengan sejarah, latar belakang, dan rentetan peristiwanya.