Cara membulatkan bilangan desimal diperlukan agar penulisannya lebih sederhana. Bilangan desimal termasuk jenis bilangan pecahan dengan pembagi kelipatan 10,100 dan seterusnya. Konsep bilangan desimal perlu dipahami terlebih dahulu agar bisa membulatkan bilangan secara tepat.
Bilangan desimal terdiri atas bilangan pecahan dan bulat yang dipisahkan dengan koma. Cara membulatkan bilangan ini dengan melihat berapa angka yang terletak di sisi kanan koma. Apakah angka di bagian sisi kanan lebih dari sama dengan 5 atau kurang dari 5.
Konsep Bilangan Desimal
Dalam perhitungan dasar matematika kerap ditemui bilangan desimal dengan angka dibelakang koma yang panjang bahkan tidak terhingga. Teknik pembulatan bilangan ini membuat penyajian bilangan jadi lebih sederhana dengan menggunakan taksiran terdekat.
Posisi angka di sebelah kanan koma merupakan bilangan desimal persepuluh. Sementara itu, angka di sebelah kanan merupakan bilangan perseratusan. Angka di sebelah kanannya lagi merupakan bilangan perseribuan. Berikut ketentuan terkait konsep bilangan desimal.
- 1/10 = 0,1 (persepuluhan)
- 1/100 = 0,01 (perseratusan)
- 1/1000 = 0,001 (perseribuan)
Sebagai contoh bilangan 26,108 dengan bilangan bulat yaitu 26 dan 108 merupakan bilangan desimal. Angka 1 yang terletak di bagian kanan koma merupakan bilangan persepuluhan (1/10), 0 merupakan bilangan perseratusan (1/100) dan 8 merupakan bilangan perseribuan (1/1000). Adapun, berikut contoh soal mengonversi bilangan desimal ke bentuk bilangan pecahan:
- 52/100 = 0,52
- 203/1000 = 0,203
Jenis-jenis Bilangan Desimal
Ada dua jenis bilangan desimal apabila melihat suatu pembagian pecahan berhenti di suatu angka atau terus berlanjut. Berikut jenis-jenis bilangan desimal:
1. Bilangan Desimal Tidak Berulang
Bilangan desimal tidak berulang diperoleh dari pembagian bilangan pecahan dengan hasil bagi tersisa. Umumnya bilangan desimal tidak berulang tidak perlu disajikan secara utuh. Adakalanya juga perlu dilakukan pembulatan jika angka di bagian belakang koma terlalu panjang. Berikut contoh bilangan desimal tidak berulang:
- 100/8 = 12,5
- 25/8 = 3,125
- 18/40 = 0,45
2. Bilangan Desimal Berulang
Bilangan desimal berulang merupakan bilangan yang diperoleh dari hasil pembagian bilangan pecahan yang hasil pembagiannya tidak bernilai nol atau terus berulang tanpa berhenti. Penyajian bilangan berulang harus dibulatkan karena tidak mungkin utuh. Berikut contoh bilangan desimal berulang:
- 3,333333…
- 31,233333333…
Angka 3 akan terus berulang tanpa berhenti yang ditandai dengan tanda titik-titik. Penyajian bilangan tersebut harus dibulatkan lebih dulu misalnya sampai 2 angka di belakang koma.
Ketentuan Cara membulatkan bilangan desimal
Membulatkan bilangan desimal merupakan metode penasiran yang bisa dilakukan untuk menyederhanakan angka yang ada di belakang koma. Pembulatan bilangan bisa dilakukan 2 atau 3 bilangan desimal bergantung pada kebutuhan. Berikut cara membulatkan bilangan desimal:
1. Menentukan Posisi Desimal yang akan Dibulatkan
Menentukan posisi desimal yang ingin dibulatkan artinya menentukan berapa angka di belakang koma yang akan tetap disertakan. Umumnya pembulatan 2 angka yang diminta di belakang koma yaitu jenis bilangan desimal berulang atau bilangan desimal tidak berulang yang panjang.
Ketentuan membulatkan bilangan ke atas dipengaruhi oleh berapa angka yang ada di sisi kanan desimal yang dibulatkan. Misalnya bilangan 0,132134566 jika dibulatkan menjadi dua angka di belakang koma maka hasilnya 0,13.
2. Angka di Sisi Kanan Lebih Besar atau Sama denga Lima
Untuk melakukan pembulatan terhadap angka desimal, hal yang tidak kalah penting diperhatikan yaitu berapa angka yang terletak di sebelah kanan dari posisi desimal yang dibulatkan. Untuk pembulatan angka dengan angka di sebelah kanan lebih besar atau sama dengan 5 maka pembulatan bilangan dilakukan ke atas.
Misalnya ada bilangan 22, 2378 lalu ingin dibulatkan mmenjadi 2 angka di belakang koma. Cara membulatkan bilangan desimal dua angka dibelakang koma bisa melihat angkat ketiga dibelakang koma, apakah lebih besar dari sama dengan 5? Jawabannya angka 7 di atas 5 maka bisa dibulatkan ke atas menjadi 22, 24, angkat 3 ditambah 1.
3. Angka di Belakang Koma Lebih Kecil dari 5
Ketentuan pembulatan bilangan berikutnya apabila bilangan lebih kecil dari 5 seperti angka 4,3, 2, 1 maka angka terakhir desimal tidak berubah. Contohnya apabila bilangan desimal 11,382329 dibulatkan menjadi 2 angka di belakang koma, Anda bisa lihat angka ketiga dibelakang koma apakah di bawah 5? Jawabannya angka 2 di bawah 5 maka pembulatannya menjadi 12,37, artinya angka 7 tidak ditambah.
4. Pembulatan Bilangan Desimal Menjadi Bilangan Bulat
Tidak hanya dibulatkan beberapa angka di belakang koma, bilangan desimal juga bisa diubah menjadi bilangan bulat. Pembulatan angka desimal menjadi terdekat menggunakan aturan hampir mirip dengan cara membulatkan bilangan desimal menjadi bilangan bulat.
Cara ini dilakukan dengan melihat berapa angka pertama setelah tanda koma. Jika lebih dari sama dengan 5 maka dibulatkan ke atas, jika tidak maka bilangan bulat tersebut tetap. Misalnya 23,57 dibulatkan menjadi 24 karena setelah koma merupakan angka 5. Sementara itu jika 23, 44 maka bilangan bulatnya tetap 23.
Cara membulatkan bilangan desimal di atas bisa Anda jadikan referensi agar tidak bingung saat membulatkan bilangan desimal. Kuncinya Anda perlu menentukan berapa angka di belang koma yang akan dibulatkan. Kemudian lihat berapa bilangan di sebelah kananya apakah lebih dari sama dengan 5 atau di bawah 5 sehingga bisa diketahui dibulatkan ke atas atau tetap.