Polusi udara atau pencemaran udara menjadi masalah lingkungan yang tengah diperbincangkan. Fenomena ini disebabkan bercampurnya udara dengan polutan berbahaya.
Umumnya, polutan berbahaya dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia. Polutan berbahaya seperti asap kendaraan bermotor, pembakaran sisa industri, bahan kimia rumah tangga, bahan bangunan, hingga asap pembakaran lahan.
Dampak Polusi Udara bagi Kesehatan
Polusi udara sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Selain gangguan pada pernapasan, udara yang buruk juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak dan memicu gangguan pada kehamilan.
Dikutip dari laman halodoc.com, berikut dampak polusi udara bagi kesehatan manusia.
1. Gangguan Pernapasan
Gangguan pernapasan menjadi dampak polusi udara bagi kesehatan yang pertama. Udara yang terkontaminasi partikel berbahaya sangat berbahaya karena dapat merusak jaringan paru-paru.
Rusaknya jaringan dalam paru-paru dapat menimbulkan berbagai masalah pernapasan, seperti asma, penyakit paru obstruktif kronik, emfisema hingga Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA. Tak hanya itu, paparan udara yang tercemar nitrogen dioksida dalam jumlah banyak dapat meningkatkan gejala bronkitis pada anak.
2. Penyakit Kardiovaskular
Paparan polusi udara juga meningkatkan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Terutama paparan particulate matter atau PM yang berisi zat seperti sulfat, nitrat, amonia, natrium klorida dan karbon hitam.
Polutan PM biasanya dihasilkan dari emisi kendaraan, emisi industri, asap rokok, dan asap dari kebakaran hutan. Jika zat-zat tersebut masuk ke tubuh, akan mengganggu fungsi pembuluh darah.
Bahkan zat-zat yang terkandung dalam udara kotor tersebut dapat membentuk plak pada arteri. Hal ini bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, seperti penyakit arteri koroner.
3. Meningkatkan Resiko Kanker
Dampak polusi udara bagi kesehatan tubuh selanjutnya adalah meningkatkan resiko munculnya kanker. Bahkan tidak hanya kanker paru-paru, namun juga penyakit kanker di bagian tubuh lainnya.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) memaparkan bahwa empat dari sepuluh penyakit dengan kasus terbanyak per 100 ribu penduduk adalah penyakit respirasi akibat polusi udara, yakni penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), kanker paru, pneumonia, dan asma.
4. Gangguan Kehamilan dan Janin
Masalah kesehatan lainnya yang disebabkan polusi udara juga mengintai janin yang ibu hamil. Ibu hamil yang terpapar particulate matter lebih berisiko melahirkan anak dengan berat badan lahir rendah, autisme, serta meningkatkan risiko masalah kognitif dan emosional pada anak tersebut saat remaja.
5. Stunting
Sebagian besar kasus stunting pada anak terjadi akibat polusi di dalam rumah. Sebab di dalam udara kotor, ada kandungan timbal yang memiliki berdampak sangat berbahaya bagi kesehatan.
Umumnya, timbal dapat menyebabkan terjadinya penghambatan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Sementara pada orang dewasa, timbal dapat mempengaruhi sistem reproduksi atau kesuburan.
6. Penyakit Kulit
Polusi udara juga mempengaruhi kesehatan kulit manusia. Paparan partikel kotor pada kulit dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti alergi. Gejala alergi umumnya rasa gatal dan kulit yang terlihat bersisik.
7. Mata Mudah Iritasi
Debu dari polusi udara dapat masuk ke dalam mata, sehingga bisa membuat mata menjadi merah dan mengganggu penglihatan. Agar dapat menjaga mata agar tak terkena debu atau kotoran, saat melakukan perjalanan.
Sebaiknya Anda juga mengenakan kacamata jalan dan mencuci muka jika sudah sampai di tempat tujuan.
Cara Mencegah Dampak Polusi Udara bagi Kesehatan
Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mencegah dampak negatif polusi udara bagi kesehatan. Berikut ulasan lengkap untuk mencegah dan mengurangi dampak kesehatan dari kualitas udara yang buruk.
1. Batasi Aktivitas di Luar Ruangan
Jika kualitas udara terus memburuk atau polusi semakin masif, mengurangi aktivitas di luar ruangan dapat menjadi pilihan. Pasalnya, semakin sering beraktivitas di luar ruangan, semakin besar pula paparan terhadap polusi udara.
Terlebih kualitas udara yang buruk cukup berbahaya bagi beberapa orang, antara lain anak-anak, orang tua, ibu hamil, dan orang dengan penyakit jantung atau paru-paru.
2. Gunakan Masker
Masker adalah salah satu cara efektif untuk melindungi diri dari partikel-partikel berbahaya dalam udara yang penuh polutan. Pilihlah masker yang mampu menyaring partikel-partikel kecil seperti debu dan polutan udara lainnya.
Pastikan juga masker yang digunakan sesuai dengan standar yang dianjurkan oleh kementrian atau dinas kesehatan.
3. Pantau Kualitas Udara
Cara mencegah dampak polusi udara selanjutnya adalah terus memantau kualitas udara. Pantau kualitas udara secara teratur dengan menggunakan alat pemantau kualitas udara.
Ada berbagai perangkat yang tersedia di pasaran, mulai dari yang sederhana hingga yang lebih canggih. Kualitas udara juga dapat dilihat melalui situs web atau aplikasi yang menyediakan data mengenai indeks polusi udara.
4. Jaga Kebersihan Lingkungan Sekitar
Jika kualitas udara di luar memburuk, penting untuk menjaga lingkungan yang tetap sehat di dalam rumah atau ruangan. Pastikan sirkulasi udara baik, jika hendak membuka jendela.
Jangan lupa membersihkan permukaan rumah secara teratur atau menggunakan alat pembersih udara atau humidifier yang sesuai.
5. Berobat Jika Terasa Sakit
Jika mulai timbul gejala gangguan kesehatan karena kualitas udara yang buruk seperti batuk, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), hingga penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), segera cari pengobatan.
6. Kurangi Penyebab Polusi Udara
Selain melindungi diri sendiri, berkontribusi dalam mengurangi polusi udara buruk secara keseluruhan juga dapat menjadi pilihan. Gunakan transportasi ramah lingkungan seperti berjalan kaki, bersepeda, atau menggunakan transportasi umum. Kurangi penggunaan kendaraan pribadi yang beremisi tinggi.