Memahami Pengertian, dan Ciri-ciri Pantun Beserta Contohnya

Pexels
Ilustrasi, menulis pantun.
Penulis: Ghina Aulia
Editor: Agung
20/10/2023, 08.00 WIB

Pantun merupakan bagian penting dari budaya sastra Melayu dan Indonesia, dan sering digunakan dalam berbagai konteks, termasuk sebagai hiburan, ungkapan perasaan, atau bahkan dalam tradisi lisan seperti sastra lisan rakyat. Ciri-ciri pantun, adalah terdiri dari empat baris, dengan aturan ritme dan rima tertentu.

Pantun memiliki beragam kegunaan dalam budaya Melayu dan Indonesia, misalnya sebagai bentuk seni puisi yang indah dan menghibur. Kemudian, untuk menyampaikan pesan atau nasihat dengan cara yang kreatif. Selain itu, pantun juga digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan perasaan, seperti cinta, kerinduan, kebahagiaan, atau kesedihan.

Ulasan berikut ini, akan membahas mengenai pengertian dan ciri-ciri pantun, beserta contohnya.

Pengertian dan Ciri-ciri Pantun

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pantun adalah bentuk puisi Indonesia (Melayu), tiap bait (kuplet) biasanya terdiri atas empat baris yang bersajak (a-b-a-b), tiap larik biasanya terdiri atas empat kata, baris pertama dan baris kedua biasanya untuk tumpuan (sampiran) saja dan baris ketiga dan keempat merupakan isi.

Sementara Rani pada buku Pembelajaran Sastra yang Apresiatif dan Integaratif di Sekolah Dasar (1996) menjelaskan bahwa pantun merupakan jenis puisi lama yang terdiri atas empat baris dalam satu baitnya. Disebutkan juga bahwa baris pertama dan kedua berisi sampiran, sedangkan keempat dan ketiga adalah isi.

Pantun memiliki ciri khas yang membedakannya dengan karya sastra lain. Ciri-ciri pantun terdiri dari empat, antara lain sebagai berikut:

1. Memiliki Empat Baris Larik

Ciri-ciri pantun yang pertama, adalah terdiri dari empat baris atau larik. Biasanya, dua baris pertama (larik pertama) berhubungan dengan dua baris terakhir (larik kedua), meskipun ada variasi dalam struktur ini.

2. Rima A-B-A-B

Rima adalah pola berulang suara di akhir setiap baris. Dalam pantun, pola rima yang umum adalah A-B-A-B, di mana larik pertama dan ketiga berima, begitu pula larik kedua dan keempat.

3. Ritme dan Irama yang Khas

Ritme dan irama yang khas juga menjadi salah satu ciri-ciri pantun yang membedakannya dengan jenis sastra lainnya. Biasanya, setiap baris terdiri dari delapan hingga dua belas suku kata, dan ritmenya bisa sangat khas.

4. Mengandung Makna Kiasan

Ciri-ciri pantun yang terakhir, adalah mengandung makna kiasan atau pesan tersembunyi. Pantun digunakan untuk menyampaikan pesan, nasihat, atau cerita dengan cara yang indah dan bermain kata.

Contoh Pantun

Setelah mengetahui pengertian dan ciri-ciri pantun, untuk lebih memahaminya, berikut ini beberapa contoh pantun.

1. Jalan jalan bersama Putri
Lihat kucing lagi kerokan
Emang nasib aku ini
Sudah tampan jadi rebutan

2. Disini kosong di sana kosong
Tidak terdapat batang tembakau
Bukannya aku berkata bohong
Ada katak memikul kerbau

3. Pergi liburan ke Palembang
Selama di kota naik pedati
Kalau kamu di warung Padang
Bolehkah aku ditraktir lagi

4. Ini bukan sembarang
Ini karya pantun lucu
Aku ini tidaklah pikun
Hanya ingin mengerjai cucu

5. Pagi-pagi minum kopi
Jangan diminum dengan ampasnya
Bagaimana kamu ini
Satu tambah dua masa tak bisa

6. Buah apel buah tomat
Disimpan dekat lemari
Bingung mencium bau menyengat
Rupanya ada yang belum mandi

7. Burung elang terbang melintang
Istirahat sejenak di batang kayu
Dalam hati merasa bimbang
Lihat ikan membaca buku

8. Di kebun binatang ada badak
Di kamar mandi ada kecoa
Ini memang pantun kocak
Dijamin bikin kamu ngakak

9. Pohon nanas di tepi rawa
Ada lebah menyimpan madu
Kami melihat nenek tertawa
Tampak kakek bermain gundu

10. Burung elang terbang melintang
Istirahat sejenak di batang kayu
Dalam hati merasa bimbang
Lihat ikan membaca buku

Cara Membuat Pantun

Mengutip buku berjudul "Serba-Serbi Pantun" karya Wendi Widya R.D., berikut ini langkah-langkah membuat pantun yang baik dan benar:

1. Menentukan Topik atau Tema Pantun

Langkah pertama yaitu menentukan topik atau tema pantun. Topik atau tema pantun dapat berasal dari apa saja, seperti dari pengalaman pribadi, perasaan hati, peristiwa yang dilihat ataupun yang didengar.

2. Memilih Jenis Pantun yang Ingin Dibuat

Langkah kedua yaitu memilih jenis pantun yang ingin dibuat sesuai tema yang sudah ditentukan sebelumnya. Contohnya: jenis pantun sukacita, dukacita, ataupun perkenalan.

3. Menulis Isi Pantun Terlebih Dahulu (Baris Ketiga dan Keempat)

Langkah ketiga cara membuat pantun adalah menulis isi pantun terlebih dahulu. Isi pantun yakni terdapat pada baris ketiga dan keempat. Perlu diperhatikan, isi pantun haruslah mencerminkan tema pantun.

4. Membuat Kalimat Sampiran (baris pertama dan kedua)

Langkah selanjutnya yaitu menulis kalimat sampiran. Sampiran pantun yakni terdapat pada pertama dan kedua. Perlu diingat, bunyi akhir baris pertama harus memiliki bunyi yang sama dengan baris ketiga. Begitu pula untuk bunyi akhir baris kedua harus sama bunyinya dengan akhir baris keempat.

5. Menggabungkan Isi dan Sampiran menjadi Pantun

Langkah terakhir yaitu menggabungkan isi dan sampiran agar menjadi pantun yang baik dan benar. Urutannya adalah sampiran pada baris pertama dan kedua, lalu isi pantun pada baris ketiga dan keempat.