Sejarah, Semangat dan Komitmen Peristiwa Sumpah Pemuda

Pexels
Ilustrasi, museum Sumpah Pemuda.
Editor: Safrezi
7/11/2023, 15.48 WIB

Peristiwa Sumpah Pemuda adalah salah satu momen bersejarah dalam perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Pada peristiwa ini, semangat dan komitmen para pemuda Indonesia untuk bersatu, dapat dilihat dengan jelas.

Sumpah Pemuda terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta. Peristiwa itu adalah ketika para pemuda dari berbagai organisasi pemuda di Indonesia berkumpul untuk menyatakan kesatuan bangsa Indonesia yang berlandaskan pada satu bahasa, yaitu bahasa Indonesia.

Peristiwa ini dianggap sebagai tonggak sejarah dalam perjuangan melawan penjajahan. Berkaitan dengan itu, menarik mengetahui semangat dan komitmen peristiwa sumpah pemuda.

Sejarah dan Uraian Lengkap Peristiwa Sumpah Pemuda

Semangat dan Komitmen Peristiwa Sumpah Pemuda (Museum Sumpah Pemuda)
 

Melansir situs Museum Sumpah Pemuda, Peristiwa Sumpah Pemuda adalah saat penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua yakni 27 hingga 28 Oktober 1928. Para pemuda itu adalah anggota Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia.

Kongres ini bertujuan memperkuat rasa persatuan dan kebangsaan indonesia yang sudah tumbuh di dalam jiwa para pemuda tersebut. Sebelum kongres berlangsung, ada pertemuan tanggal 3 Mei dan 12 Agustus 1928.

Pertemuan itu membahas pembentukan panitia, susunan acara kongres, waktu, tempat, dan biaya. Dalam pertemuan tersebut, disepakati bahwa Kongres Pemuda Kedua akan berlangsung pada 27 hingga 28 Oktober 1928 di tiga lokasi yakni gedung Katholieke Jongenlingen Bond, Oost Java Bioscoop, dan Indonesische Clubgebouw (Rumah Indekos, Kramat No. 106).

Pertemuan itu dibiayai organisasi yang menghadiri kongres dan sumbangan. Kemudian disepakati kepanitiaan dengan susunan yakni:

  • Ketua: Sugondo Djojopuspito (PPPI)
  • Wakil Ketua: R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
  • Sekretaris: Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond)
  • Bendahara: Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond)
  • Pembantu I: Johan Mahmud Tjaja (Jong Islamieten Bond)
  • Pembantu II: R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
  • Pembantu III: R.C.L. Sendoek (Jong Celebes)
  • Pembantu IV: Johannes Leimena (Jong Ambon)
  • Pembantu V: Mohammad Rochjani Su’ud (Pemoeda Kaoem Betawi)

    Rapat pertama dilaksanakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond. Sugondo memberikan sambutan dan berharap kongres ini memperkuat semangat persatuan para pemuda. Kemudian ada pula uraian arti dan hubungan persatuan dengan pemuda oleh Mohammad Yamin. Selain itu dijelaskan pula faktor yang memperkuat persatuan Indonesia adalah sejarah, bahasa, pendidikan, hukum adat, dan kemauan.

    Rapat kedua dilaksanakan di Gedung Oost Java Bioscoop. Hal yang dibahas yakni pendidikan dan anak haruslah memperoleh pendidikan.

    Rapat ketiga dilaksanakan di Gedung Indonesische Clubgebouw. Soenario menjelaskan nasionalisme dan demokrasi serta gerakan kepanduan. Gerakan kepanduan mendidik anak menjadi disiplin dan mandiri yang merupakan hal penting dalam perjuangan.

    Kemudian kongres diakhiri dengan lagu Indonesia Raya. Berikutnya kongres ditutup oleh pembacaan keputusan Sugondo Djojopuspito yang dirumuskan Mohammad Yamin.

    Keputusan tersebut berisi sumpah pemuda yakni sebagai berikut:

    1. Kami putra dan putri indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah indonesia.
    2. Kami putra dan putri indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa indonesia.
    3. Kami putra dan putri indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa indonesia.

Penjelasan Semangat dan Komitmen Peristiwa Sumpah Pemuda dalam Keputusannya

Semangat dan Komitmen Peristiwa Sumpah Pemuda (Museum Sumpah Pemuda)
 

Istilah Sumpah Pemuda berkaitan dengan keputusan kongres ini. Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa semangat dan komitmen peristiwa sumpah pemuda adalah agar pemuda-pemudi Indonesia senantiasa mencintai tanah air Indonesia, menjaga dan merawat persatuan sebagai bangsa dan menjunjung tinggi penggunaan bahasa Indonesia.

Semangat pemuda Indonesia saat itu begitu menggebu-gebu. Para pemuda dan pemudi merasa bahwa untuk merdeka, bangsa Indonesia harus bersatu dan memiliki identitas yang kuat. Oleh karena itu, mereka mengambil inisiatif untuk menyusun Sumpah Pemuda sebagai manifesto bersama.

Dalam menyusun Sumpah Pemuda, para pemuda Indonesia memperlihatkan komitmen yang tinggi terhadap persatuan dan kesatuan bangsa. Para pemuda dan pemudi menyadari bahwa dengan bersatu, mereka dapat menghadapi penjajah dengan lebih kuat dan meraih kemerdekaan yang diidam-idamkan.

Sumpah Pemuda tersebut terdiri dari tiga butir, yaitu “Satu Tanah Air, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa”. Ketiga butir tersebut merepresentasikan semangat dan tujuan utama perjuangan pemuda Indonesia saat itu.

Semangat dan Komitmen Peristiwa Sumpah Pemuda (Museum Sumpah Pemuda)
 




“Satu Tanah Air” menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam menjaga keutuhan wilayah Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya. Para pemuda Indonesia sepakat bahwa keberagaman merupakan kekayaan, bukan menjadi alasan untuk memecah belah.

“Satu Bangsa” mengisyaratkan bahwa mereka harus memiliki identitas bangsa yang kuat. Identitas ini tidak hanya berdasarkan pada asal-usul suku atau agama, melainkan bersatu dalam satu identitas yang disebut bangsa Indonesia.

“Satu Bahasa” menunjukkan pentingnya bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang satu untuk semua orang Indonesia. Pemuda Indonesia pada saat itu menyadari bahwa bahasa adalah jembatan yang menghubungkan masyarakat Indonesia yang berasal dari berbagai suku, agama, dan budaya.

Demikian penjelasan mengenai peristiwa Sumpah Pemuda beserta semangat dan komitmen peristiwa sumpah pemuda. Peristiwa Sumpah Pemuda telah membuktikan bahwa semangat dan komitmen pemuda Indonesia memiliki kekuatan yang luar biasa dalam meraih kemerdekaan.