Deepfake adalah teknologi yang dapat menghasilkan video atau gambar palsu yang sangat realistis dengan menggunakan kecerdasan buatan (AI). Deepfake dapat digunakan untuk berbagai tujuan, mulai dari hiburan hingga penipuan.
Namun, deepfake juga dapat menimbulkan ancaman serius bagi kebenaran dan kepercayaan di era digital, karena dapat digunakan untuk menyebarkan disinformasi, memfitnah, atau memanipulasi opini publik.
Untuk melawan ancaman deepfake, diperlukan alat dan teknik yang dapat mendeteksi dan memverifikasi konten digital dengan akurat dan cepat. Berikut adalah lima alat pendeteksi deepfake terbaik yang tersedia saat ini:
Alat Pendeteksi Deepfake untuk Melawan Hoaks
Berikut ini adalah lima alat pendeteksi deepfake yang dapat Anda pertimbangkan.
1. Sentinel AI
Sentinel AI adalah platform perlindungan berbasis AI terkemuka yang membantu pemerintahan, lembaga pertahanan, dan perusahaan untuk menghentikan ancaman deepfake.
Sistem ini bekerja dengan memungkinkan pengguna mengunggah media digital melalui situs web atau API mereka, yang kemudian secara otomatis dianalisis untuk pemalsuan AI. Sistem menentukan apakah media tersebut adalah deepfake atau bukan dan memberikan visualisasi manipulasi.
Selain itu, sistem ini memberikan laporan rinci tentang temuannya, termasuk visualisasi area media yang telah diubah. Ini memungkinkan pengguna untuk melihat dengan tepat di mana dan bagaimana media telah dimanipulasi.
2. FakeCatcher
FakeCatcher adalah detektor deepfake real-time yang diperkenalkan oleh Intel bekerja sama dengan Umur Ciftci dari State University of New York di Binghamton. Teknologi ini dapat mendeteksi video palsu dengan tingkat akurasi 96%, memberikan hasil dalam milidetik.
FakeCatcher mencari petunjuk autentik dalam video nyata, menilai apa yang menjadikan kita manusia—“aliran darah” dalam piksel video. Saat jantung kita memompa darah, pembuluh darah kita berubah warna.
Sinyal aliran darah ini dikumpulkan dari seluruh wajah dan algoritma menerjemahkan sinyal ini ke dalam peta spatiotemporal. Kemudian, dengan menggunakan deep learning, dapat langsung mendeteksi apakah sebuah video itu asli atau palsu.
3. WeVerify
WeVerify adalah proyek yang ditujukan untuk mengembangkan metode dan alat analisis disinformasi dan verifikasi konten manusia-in-the-loop yang cerdas. Proyek ini berfokus pada analisis dan kontekstualisasi media sosial dan konten web dalam ekosistem online yang lebih luas untuk mengungkap konten palsu.
Ini dicapai melalui verifikasi konten lintas modal, analisis jaringan sosial, debunking yang ditargetkan secara mikro, dan basis data publik berbasis blockchain dari pemalsuan yang diketahui.
4. Microsoft Video Authenticator
Microsoft Video Authenticator adalah alat otentikator video yang dikembangkan oleh Microsoft bekerja sama dengan AI Foundation dan University of Washington. Alat ini dapat mendeteksi dan menandai video deepfake dengan menggunakan teknik analisis wajah.
Alat ini bekerja dengan membandingkan video yang diunggah dengan database video asli yang diketahui. Alat ini kemudian memberikan skor kepercayaan untuk setiap frame video, yang menunjukkan kemungkinan frame tersebut telah dimanipulasi. Alat ini juga memberikan visualisasi heatmap yang menyoroti area wajah yang mungkin telah diubah.
5. Deteksi Deepfake Menggunakan Ketidakcocokan Fonem-Viseme
Fonem adalah satuan bunyi bahasa, sedangkan viseme adalah satuan gerakan bibir yang menghasilkan bunyi tersebut. Dalam video asli, fonem dan viseme harus sesuai satu sama lain. Namun, dalam video deepfake, fonem dan viseme sering tidak cocok, karena sulit bagi AI untuk mensinkronkan suara dan gerakan bibir dengan sempurna.
Salah satu teknik untuk mendeteksi deepfake adalah dengan menggunakan ketidakcocokan fonem-viseme sebagai indikator. Teknik ini melibatkan penggunaan model AI yang dapat mengenali fonem dan viseme dari video dan menghitung tingkat ketidakcocokannya. Jika tingkat ketidakcocokan melebihi ambang batas tertentu, maka video tersebut dapat diklasifikasikan sebagai deepfake.
Dengan menggunakan alat-alat pendeteksi deepfake, kita dapat membantu untuk melawan ancaman penyebaran berita bohong atau propaganda yang menggunakan deepfake.