Dalam kehidupan sehari-hari, Anda pastinya pernah mendengarkan atau membaca berbagai macam cerita lucu. Salah satunya yang cukup populer di masyarakat yaitu teks anekdot.
Menurut KBBI, teks anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.
Biasanya, teks anekdot tidak menjelaskan cerita secara detail, sehingga dampak dari cerita yang ditampilkan pun berjangka pendek.
Agar lebih paham tentang teks anekdot, berikut ini penjelasannya, mulai dari ciri-ciri hingga contohnya sebagai bahan belajar.
Ciri-ciri Teks Anekdot
Dikutip dari buku CCM Cara Cepat Menguasai Bahasa Indonesia SMA dan MA Rangkuman Bahasa Indonesia SMA MA SBMPTN oleh Tomi Rianto, teks anekdot memiliki ciri-ciri yang dapat berfungsi sebagai pembeda dari teks-teks lainnya. Adapun ciri-ciri teks anekdot, yaitu:
- Teks anekdot bersifat humor atau lelucon. Artinya, teks anekdot berisi kisah-kisah lucu atau bualan.
- Bersifat menggelitik. Artinya, teks anekdot akan membuat pembacanya merasa terhibur dengan kelucuan yang ada dalam teks.
- Bersifat menyindir ( mengenai orang penting ataupun lembaga/organisasi).
- Memiliki tujuan tertentu.
- Kisah cerita yang disajikan hampir menyerupai dongeng.
- Menceritakan tentang karakter hewan dan manusia sering terhubung secara umum dan realistis.
Struktur Teks Anekdot
Teks anekdot memiliki struktur yang membedakannya dengan teks lainnya yaitu abstrak, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. Dilansir dari laman Brain Academy, berikut di bawah ini penjelasannya.
1. Abstrak
Abstraksi adalah bagian pendahuluan atau bagian pembuka teks anekdot. Bagian ini berfungsi untuk menggambarkan isi teks secara singkat agar pembaca mengetahui arah cerita yang dimaksudkan.
2. Orientasi
Orientasi adalah bagian awal suatu kejadian atau saat cerita mulai bergulir. Penulis juga biasanya akan menggambarkan latar belakang peristiwa di bagian ini. Orientasi memiliki peran penting untuk menjelaskan penyebab timbulnya krisis, konflik, atau masalah utama pada teks anekdot.
3. Krisis
Krisis adalah puncak cerita yang berisi konflik atau masalah yang terjadi pada karakter. Krisis juga dapat ditandai dengan adanya ketidakpuasan atau kejanggalan.
4. Reaksi
Reaksi adalah respon atau reaksi yang dilakukan oleh karakter setelah mengalami krisis. Respon yang digambarkan bisa berupa sikap mencela atau menertawakan. Bagian ini juga sering kali memiliki efek kejutan atau tidak terduga.
5. Koda
Koda adalah bagian penutup teks yang berisi amanat atau kritik. Namun, koda pada teks anekdot bersifat opsional, bisa ada atau tidak.
Contoh Teks Anekdot
Berikut ini doa contoh teks anekdot dari berbagai sumber yang bisa dipelajari.
Aksi Maling Tertangkap CCTV
Abstrak
Seorang warga melapor kemalingan.
Orientasi
Pelapor : "Pak saya kemalingan."
Polisi : "Kemalingan apa?"
Pelapor : "Mobil, Pak. Tapi saya beruntung Pak.."
Krisis
Polisi : "Kemalingan kok beruntung?"
Pelapor : "Iya pak. Saya beruntung karena CCTV merekam dengan jelas. Saya bisa melihat dengan jelas wajah malingnya."
Polisi : "Sudah minta izin malingnya untuk merekam?"
Reaksi
Pelapor : " Belum... "(sambil menatap polisi dengan penuh keheranan.
Polisi : Itu ilegal. Anda saya tangkap."
Koda
Pelapor : (hanya bisa pasrah tak berdaya).
Cara Keledai Membaca Buku
Abstraksi
Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati.
Orientasi
Namun, Timur Lenk memberi syarat agar Nasrudin mengajari terlebih dahulu keledai itu agar dapat membaca. Timur Lenk memberi waktu dua minggu sejak sekarang kepada Nasrudin.
Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun keledai itu, ia memikirkan apa yang akan diperbuat. Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk membaca, tentu ia akan menerima hadiah. Namun, jika tidak, hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.
Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa yang telah ia ajarkan kepada keledai. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut dan membuka sampulnya.
Krisis
Si keledai menatap buku itu. Kemudian, sangat ajaib! Tak lama kemudian Si Keledai mulai membuka-buka buku itu dengan lidahnya. Terus-menerus, lembar demi lembar hingga halaman terakhir.
Reaksi
Setelah itu, si keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia telah membaca seluruh isi bukunya.
"Demikianlah, keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya," kata Nasrudin.
Timur Lenk merasa ada yang tidak beres dan ia mulai menginterogasi. Ia kagum dan memberi hadiah kepada Nasrudin. Namun, ia minta jawaban "Bagaimana cara mengajari keledai membaca?"
Nasrudin berkisah, "Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku. Aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji itu, kalau tidak ditemukan biji gandumnya ia harus membalik halaman berikutnya. Itulah yang ia lakukan terus sampai ia terlatih membalik-balik halaman buku itu."
"Namun, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya?" tukas Timur Lenk.
Nasrudin menjawab, "Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya."
Koda
"Jadi, kalau kita juga membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai, bukan?" kata Nashrudin dengan mimik serius.
Itulah rangkuman informasi mengenai ciri, ciri, struktur teks anekdot, dan contohnya yang bisa dipelajari.